Baca Juga: Isu KLB Partai Demokrat, Ratusan Kader Sudah Berada di Kualanamu dan Termasuk Marzuki Alie
“Ini kan soal politik Indonesia karena enggak punya kemampuan berkompetisi dan memang kekuasaan atau negara tidak membuka iklim kompetisi maka terjadilah jegal menjegal dari belakang. Kalau kompetisi ada itu terbuka aja kan,” ungkapnya.
Selain itu, Rocky menilai jika KLB tersebut diselenggarakan semata-mata hanya untuk dijadikan kendaraan politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2022 dan 2023 serta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Nah, sekarang kita sebetulnya ingin lihat di belakang KLB itu. Tentu agendanya itu di 2024. Kalau mau lebih maju ke depan dari 2022 2023 ada pilkada,” ujarnya.
Akibat adanya KLB tersebut, Rocky menyebut jika masyarakat telah memiliki anggapan bahwa gerakan kudeta tersebut telah sepenuhnya diinstruksikan oleh pihak istana.
Menurutnya, hal tersebut pernah terjadi di PPP, Golkar dan, PKB.
Baca Juga: Dikabarkan Bakal Hadiri KLB, Marzuki Alie Langsung Disergap Elite Partai Demokrat Kubu AHY
“Publik menganggap mereka yang punya ambisi mengambil alih partai pasti disuruh istana karena udah ada contoh sebelumnya PPP, Golkar, dan PKB yang acak-acak oleh istana,” ujarnya.
“Apapun alasannya, publik akan tetap melihat jika Istana ada di balik upaya pengambilalihan,” lanjutnya.