Paus Pertama yang Menjejakkan Kaki di Irak, Catat Sejarah Paus Francis Temui Sosok Agung Syiah Paling Tertutup

- 6 Maret 2021, 22:53 WIB
Paus Fransiskus (kanan) bertemu dengan ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatollah Ali al-Sistani di Najaf, Irak, pada 6 Maret 2021.
Paus Fransiskus (kanan) bertemu dengan ulama Syiah terkemuka Irak, Ayatollah Ali al-Sistani di Najaf, Irak, pada 6 Maret 2021. /Dok. Vatikan Media/

GALAMEDIA - Paus Fransiskus (84) melakukan pertemuan bersejarah dengan ulama terkemuka Syiah, Ayatollah Agung Ali Al-Sistani pada hari kedua kunjungan bersejarahnya ke Timur Tengah.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Sabtu (6 Maret 2021) tanpa memedulikan ketakutan akan keamanan dan pandemi, paus berdarah Argentina itu menjadi paus pertama yang menginjakkan kaki di kawasan Teluk.

Dan pada kunjungan historis ini, Paus menyempatkan diri bertemu Ayatollah Agung Syiah di Najaf, Irak dalam kunjungan empat harinya.

Baca Juga: Pelatih Persib Mengaku Selalu Mendambakan Ferdinand

Paus Francis yang melakukan perjalanan ke Irak sebagai 'peziarah perdamaian' dalam  perjalanan luar negeri pertamanya sejak Covid-19 melanda tiba di rumah Ayatollah Ali Al-Sistani dengan kendaraan antipeluru, Sabtu ini.

Anak-anak berbaris di jalanan dan mengibarkan bendera Irak dan Vatikan untuk menandai kedatangannya.

Pertemuan dengan paus sendiri merupakan even yang tidak biasa bagi Al-Sistani. Sosok tertutup berusia 90 tahun itu sangat jarang bertemu para pemimpin dunia.

Baca Juga: Nasib Sial, Seorang Dokter India Tertipu Lampu Jin Palsu hingga Rugi Rp 140 Miliar

Setelah diskusi selama satu jam, Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke reruntuhan Ur di Irak selatan, yang dihormati sebagai tempat kelahiran Abraham, bapak Yudaisme, Kristen dan Islam.

Paus kemudian terbang kembali ke Baghdad untuk menyampaikan misa di Katedral Kaldea Saint Joseph.

Al-Sistani adalah salah satu tokoh Syiah paling berpengaruh dan sebelumnya menolak bertemu dengan Perdana Menteri Irak saat ini dan mantan Perdana Menteri Irak.

Ia bersedia menerima Paus dengan syarat tidak ada pejabat Irak yang akan hadir.

Baca Juga: Mahfud MD Malah Bela Diri Samakan Kasus PD dan PKB, Syahrial Nasution: Itu Kan Bohong

Pertemuan berlangsung di rumah Al-Sistani yang telah disewa selama puluhan tahun di Najaf.

Paus meninggalkan Roma pada Jumat pagi untuk perjalanan empat hari yang pertama ke luar negeri sejak awal pandemi Covid-19.

Pemimpin 1,3 miliar umat Katolik dunia itu sebelumnya mengaku merasa 'terkurung' di Vatikan.

Baca Juga: Sebut Pernyataan Mahfud MD Berbelit-belit, Partai Demokrat Nyatakan Moeldoko Lakukan Abuse of Power

Sehari sebelumnya Paus meminta kepada tuan rumah untuk diakhirinya tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi dan intoleransi.

Paus mendesak umat beragama di kawasan yang dililit ekstremisme ISIS dan dianggap sebagai rumah bagi salah satu komunitas Kristen yang paling teraniaya di dunia untuk tidak berfokus pada perbedaan.

Menyampaikan pesan harapan paus memberikan penghormatan kepada umat Kristen di Irak dan kontribusi mereka bagi kehidupan.

Baca Juga: Ferdinand Kembali ke Persib, Dado: Dulu (2015), Saya Datang Dia Malah Pergi

Paus pun menyinggung penderitaan etnis Yazidi yang dibunuh dan diburu ISIS. Ia menyebut etnis Yazidi korban tak berdosa dari kekejaman brutal yang tidak masuk akal.

“Hanya jika kita belajar untuk melampaui perbedaan dan melihat satu sama lain sebagai keluarga besar sesama manusia maka kita akan dapat memulai proses yang efektif untuk membangun kembali dunia yang lebih baik, lebih adil dan lebih manusiawi bagi generasi mendatang, “ paparnya.

Paus juga menegaskan  agama minoritas merupakan sumber daya berharga yang pantas dilindungi.

Baca Juga: Sebut Aksi Moeldoko Bahayakan Presiden Jokowi, Relawan Jokowi: Beliau Terjebak Dalam Syahwatnya

Selain itu Paus mendesak pejabat Irak untuk memerangi korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan pengabaian hukum di negara yang secara konsisten menduduki peringkat salah satu negara paling korup.

Paus Fransiskus mendarat di Teluk pada pukul 1.55 malam pada hari Jumatdan tiba di Bandara Internasional Baghdad dengan disambut Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi.

"Dengan cinta dan perdamaian, rakyat dan pemerintah Irak menyambut Yang Mulia Paus Francis dan menegaskan kembali kedalaman ikatan kemanusiaan ini," kata Kadhemi menjelang kedatangan paus.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x