GALAMEDIA – Pasukan Myanmar melepaskan tembakan dalam penggerebekan di kota Yangon pada Sabtu, 6 Maret 2021 malam, setelah sebelumnya membubarkan aksi protes terhadap kudeta dengan gas air mata dan granat kejut.
Situasi dari salah satu negara Asia Tenggara itu menjadi semakin kacau sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu.
Demonstrasi dan pemogokan harian telah mengancam kegiatan bisnis serrta melumpuhkan pemerintahan.
Pada Sabtu, telah terjadi lebih banyak protes yang direncanakan di seluruh Myanmar setelah media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan protes di distrik Sangchaung di Yangon.
Tidak ada laporan korban jiwa. Saat dini hari pada hari Minggu, penduduk mengatakan tentara dan polisi bergerak ke beberapa distrik di Yangon dan melepaskan tembakan.
Menurut penduduk di sana, mereka berhasil menangkap setidaknya tiga orang di Kotapraja Kyauktada. Namun penduduk sekitar tidak tahu alasan dari penangkapan itu.
Baca Juga: Diposting 15 Tahun Lalu, Cuitan Pertama Bos Nyentrik Twitter Laku Dijual Rp 28 Miliar
“Mereka meminta membawa pergi ayah dan saudara laki-laki saya. Tidak adakah yang akan membantu kami? Jangan sentuh ayah dan saudari laki-laki saya. Bawa kami juga jika Anda ingin mengambil mereka,” teriak seorang wanita saat seorang aktor dan putranya dibawa pergi, dikutip Galamedia dari Antara.