GALAMEDIA - Masyarakat Papua mengatakan mereka tidak terima jika pulaunya ditawarkan sebagai lokasi peluncuran potensial untuk proyek SpaceX milik Elon Musk.
Mereka mengatakan bahwa kehadirannya hanya akan menghancurkan ekosistem pulau mereka dan membuat orang-orang meninggalkan rumah mereka.
Seorang perwakilan pemerintah Indonesia mengatakan bahwa pelabuhan antariksa yang direncanakan sedang dikembangkan dengan berkonsultasi dengan pemerintah Papua dan masyarakat lokal, dan bahwa pengembangan Biak sebagai "Pulau Luar Angkasa" akan membawa dampak ekonomi yang positif bagi penduduk pulau.
Namun, masyarakat Papua di Biak sangat menentang, dengan alasan landasan peluncuran luar angkasa akan mendorong deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia, dan mengancam masa depan mereka di pulau itu.
Seorang kepala suku di pulau itu, Manfun Sroyer, mengatakan dia khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.
“Pelabuhan antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera ditangkap,” tutur Kepala Suku Manfun Sroyer dikutip Galamedia dari The Guardian.
Sebelumnya, Badan antariksa Rusia, Roscosmos juga memiliki tujuan untuk mengembangkan situs peluncuran roket besar di pulau Biak pada tahun 2024.
“Pada 2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit. Kami memprotes dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi, sekarang mereka membawanya kembali, dan intimidasi ini masih berlangsung,” ujar Manfun Sroyer.