Terungkap, Eks Mensos Juliari Batubara Ancam Perusahaan Kalau Tak Memberi Fee

- 15 Maret 2021, 19:38 WIB
Mantan Mensos Juliari Batubara perintahkan dua anak buahnya untuk potong Rp10 per bansos.*
Mantan Mensos Juliari Batubara perintahkan dua anak buahnya untuk potong Rp10 per bansos.* /ANTARA/Puspa Perwitasari


GALAMEDIA - Mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara mengancam memutus kerja sama dengan perusahaan vendor pengadaan sembako bantuan sosial covid-19, apabila tidak menyetorkan duit fee.

Hal tersebut diungkapkan Kabiro Umum Kemensos Adi Wahyono saat bersaksi untuk terdakwa Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin, 15 Maret 2021.

Pada persidangan, kuasa hukum Harry mencecar Adi Wahyono terkait adanya arahan Juliari untuk menghambat sejumlah perusahaan yang belum memberikan fee.

Awalnya Adi Wahyono tidak mengakui hal tersebut.

Baca Juga: Rizal Ramli: Kalau Lebih Cerdas dari Putin dan Prestasi Lebih Hebat dari Xi Jinping, Boleh Lah 3 Kali

“Tidak, tidak melakukan hambatan apapun untuk proses itu, karena kami berkepentingan juga untuk penyerapan anggaran mode cepat. Jadi tidak ada yang menghambat. Malah kami membantu sepenuhnya perusahaan-perusahaan itu untuk lebih cepat melakukan penagihan dan lain-lain,” ujar Adi.

Tidak puas atas jawaban Adi, kuasa hukum Harry kembali mencecarnya.  

“Saya ingin menanyakan apabila ada perusahaan yang tidak menyetorkan hal tersebut, apakah ada arahan khusus,” tanya kuasa hukum Harry.

Baca Juga: Dikabarkan Sowan Megawati, Moeldoko Ngobrol dengan JETRO Bahas Soal Upah Buruh

Namun, karena Adi  Wahyono kembali berbelit-belit menjawab, kuasa hukum Harry  lantas membacakan BAP Adi Wahyono nomor 59 Poin 1, yang menyebut adanya arahan dari Juliari.

“Kemudian atas arahan menteri (Juliari) tersebut bahwa perusahaan yang belum menyetorkan uang, maka tidak usah diberikan kerjaan berikutnya. Apakah saksi tetap pada BAP ini,” tanya kuasa hukum Harry.

Kembali Adi Wahyono menjawab berbelit-belit. Kuasa hukum Harry berkukuh mendapatkan jawaban.

“Atas arahan menteri tersebut bahwa perusahaan yang belum menyetorkan uang  maka tidak usah diberikan kerjaan berikutnya. Apakah saksi tetap pada BAP ini,” tegasnya.

Mendengar pertanyaan ini, Adi Wahyono akhirnya membenarkan hal tersebut.

“Ada arahan pak (bagi perusaan yang tidak menyetorkan fee tidak diajak kembali),” ujar Adi Wahyono.

Baca Juga: Innalillahi, Anton Medan Meninggal Dunia Tadi Siang

Dalam perkara tersebut, Harry dan Ardian menyuap Juliari, agar kedua perusahaan mereka mendapatkan jatah dalam membantu penyaluran bantuan sosial covid-19 se-Jabodetabek tahun 2020.

Uang suap sebesar Rp 3,2 miliar kepada Juliari, ternyata turut pula mengalir kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos yakni Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono.

Sedangkan dalam dakwaan, jaksa menyebut uang suap yang diberikan Harry kepada Juliari mencapai sebesar Rp 1,28 miliar.

Sedangkan terdakwa Ardian memberikan uang suap sebesar Rp 1,95 miliar. Uang suap diberikan untuk pengadaan bansos dalam beberapa periode yang berbeda.

Disebutkan Jaksa, Hary memberikan uang suap agar perusahaan miliknya menjadi penyalur paket sembako covid-19 dengan mendapatkan kuota sebesar 1.519.256 paket.

Baca Juga: WASPADA! BMKG Prediksi Jawa Barat Akan Diguyur Hujan Petir dan Angin Kencang Selasa, 16 Maret 2021

Terdakwa Hary mendapatkan pekerjaan melalui PT Pertani (Persero) yang didapat perusahaannya, yakni PT Mandala Hamonangan Sude.

Di sisi lain terdakwa Ardian mendapatkan kuota penyaluran sembako sebesar 115.000 paket. Melalui perusahaan PT Tigapilar Agro Utama untuk tahap 9, tahap 10 dan tahap 12 pekerjaan paket sembako.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Ardian dan Harry didakwa Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x