Didorong Berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Jimly Asshiddiqie: Jokowi Tak Bisa 3 Periode

- 16 Maret 2021, 15:39 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Joko Widodo (Jokowi). /Tegar Putra Jaya


GALAMEDIA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan tidak berminat menjabat Presiden tiga periode.

Responnya tersebut disampaikan melalui akun twitter @JimlyAs, Selasa, 16 Maret 2021.

"Ini bukan soal minat dan tidak, Undang-Undang Dasar (UUD) di atas Presiden," cuitnya.

Sehubungan hal itu, ia menyatakan, siapapun yang menjabat sebagai presiden wajib tunduk di bawah UUD yang sudah ditentukan.

Ia pun mengutip pasal 7 UUD, "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan".

Baca Juga: Puluhan Paket Narkoba Hendak Diselundupkan, Rutan Kebonwaru Perketat Pengamanan

Meski begitu, ia pun menyebutkan, UUD tersebut bisa saja diubah. Namun hal itu tidak otomatis berlaku untuk Presiden Jokowi.

"Kalau mau diubah bisa saja, tapi untuk presiden yang akan datang," ujarnya.

Ia pun melanjutkanm yang jelas untuk 2024, tidak ada parpol yang tidak punya kepentingan untuk mengajukan capresnya sendiri-sendiri, sehingga tidak akan ada yang secara resmi setuju dengan wacana 3 periode.

"Makanya saya bilang, jangan terpancing dan akhiri sajalah wacana 3 periode ini," tandasnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengusulkan agar Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024.

Ia pun mendukung Jokowi menjabat sebagai presiden untuk ketiga kalinya.

"Buat saya bukan Jokowi tiga periode. Sebetulnya, saya membayangkan dan antisipasi bahwa Pemilu 2024 nanti capresnya itu berpasangan Jokowi dengan Prabowo. Jadi tepatnya Jokowi-Prabowo 2024, itu tagline saya. Saya proklamirkan nih, Jokowi-Prabowo 2024," kata Qodari dalam video yang diedarkan, Selasa, 16 Maret 2021.

Baca Juga: Nadiem Makarim, Sandiaga Uno, Luhut Binsar Pandjaitan hingga Ganjar Pranowo Kompak Lakukan Pertemuan, Ada Apa?

Ia menjelaskan, salah satu alasan mendukung Jokowi berpasangan dengan Prabowo demi menghindari polarisasi politik kembali terjadi di tengah masyarakat.

Ia mengaku khawatir polarisasi politik seperti yang terjadi di Pilpres 2014, Pilkada DKI Jakarta 2017, serta Pilpres 2019 kembali terulang.

"Kenapa Jokowi-Prabowo 2024, karena buat saya yang paling saya khawatirkan dan takutkan sekarang ini adalah fenomena polarisasi politik yang sangat keras yang semakin hari semakin keras," ucapnya.

Untuk diketahui, wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode kembali mengemuka.

Baca Juga: Digelar 26 April, Ini Dia Nomine Peraih Piala Oscar 2021

Isu itu digaungkan oleh mantan Ketua MPR Amien Rais yang mengaku menangkap sinyal politik atau skenario yang mengarah agar Presiden Jokowi kembali terpilih hingga tiga periode.

Amien sempat menaruh kecurigaan terhadap upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk menerbitkan pasal dalam aturan hukum agar Jokowi bisa kembali memimpin dalam tiga periode.

"Akankah kita biarkan, plotting rezim sekarang ini, akan memaksa masuknya pasal supaya bisa dipilih ketiga kalinya," kata Amien lewat akun Instagram pribadinya, Sabtu, 13 Maret 2021.

Baca Juga: Soal Pembayaran THR Tahun Ini, Begini Penjelasan Menaker Ida Fauziyah di Hadapan Komisi IX DPR RI

Merespons hal itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo memastikan tidak ada pembahasan di internal MPR untuk memperpanjang masa jabatan presiden-wakil presiden dari dua menjadi tiga periode.

Sejauh ini, UUD 1945 mengatur masa jabatan presiden hanya boleh dua periode.

"Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan mengubah dan menetapkan UUD NRI 1945, MPR RI tidak pernah melakukan pembahasan apapun untuk mengubah Pasal 7 UUD NRI 1945," kata Bamsoet di dalam keterangan resminya, Senin, 15 Maret 2021.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x