Usai ke Jokowi Kini Susi Pudjiastuti Memohon ke Megawati: You Are The One Can Make It Happen

- 21 Maret 2021, 15:37 WIB
Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti. //Instagram/@susipudjiastuti115


GALAMEDIA - Isu impor beras dan garam membuat mantan Menter Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti resah.

Setelah sebelumnya meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan rencana tersebut, kini Susi memohonnya kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter pribadinya, Minggu, 21 Maret 2021.

“Dearest Ibu Mega, please stop ekspor berlebihan .. Garam tidak boleh lebih dr 1.7 jt ton dan beras tidak usah impor ... please Ibu .. you are the one can make it happen,” cuitnya.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Ikatan Cinta 21 Maret 2021: Al Berikan Kejutan yang Romantis, Andin Amat Bahagia

Susi Pudjiastuti mengungkapkan garam impor tidak boleh lebih dari 1,7 juta ton. Jika lebih maka harga garam petani bisa hancur.

Menurutnya, aturan ini pernah dibuat di pada saat ia menjabat Menteri KKP. Namun demikian, aturan tersebut kemudian dicabut.

“Bila impor garam bisa diatur tidak lebih dr 1,7 jt ton .. maka Harga garam petani bisa seperti tahun 2015 sd awal 2018 .. bisa mencapai rata2 diatas Rp 1500 bahkan sempat ke Rp 2500 .. sayang dulu 2018 kewenangan KKP mengatur neraca garam dicabut oleh PP 9,” jelasnya.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 21 Maret 2021: Nana Pingsan! Kevin Berulah Lagi?

Sebenarnya PDIP pun menyayangkan rencana Mendag M Lutfi yang dinilai ngotot untuk melakukan impor beras dan garam.

Hal tersebut disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto baru-baru ini.

Dikatakan, PDIP menyesalkan rencana impor tersebut. Dia juga meminta Mendag Lutfi membangun dialog, menyerap aspirasi, dan mengemukakan data yang objektif sebelum mengambil keputusan.

Baca Juga: Demokrat Disebut Partai Keluarga, Christ Wamea Sindir PDIP: Ketumnya Lebih 20 Tahun, Anaknya Pucuk Pimpinan

"Menteri harus belajar dari kepemimpinan Presiden Jokowi yang selalu membangun dialog, menyerap aspirasi, mengemukakan data-data yang obyektif, baru mengambil keputusan. Menteri tidak hidup di menara gading sebab ia adalah pengemban tugas sebagai pembantu presiden," ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x