Prabowo Subianto Disebut-sebut Bakal Bertarung dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024

- 23 Maret 2021, 17:50 WIB
Kolase foto Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Kolase foto Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. /Instagram.com/@prabowo @aniesbaswedan


GALAMEDIA - Dua pasangan calon presiden - wakil presiden (Capres-Cawapres 2024), yakni Prabowo Subianto-Puan Maharani dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono diprediksi bakal meramaikan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Studies (Indostrategic), Khoirul Umam mengatakan, jika UU Pemilu tidak direvisi dan presidential threshold tetap dipatok di angka 20% dan 25 % gabungan partai politik, maka berpotensi terbentuk 3 koalisi pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 mendatang.

"Banyak partai politik papan tengah yang cenderung bersikap pragmatis, asal menang, dan tidak memiliki tokoh publik yang marketable. Mereka cenderung mengekor ke partai-partai besar. Akibatnya, hanya terbentuk koalisi dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden," ungkapnya, Selasa, 23 Maret 2021.

Baca Juga: Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga Dorong Pembentukan Satuan Relawan Kebakaran di Setiap RW

Dengan begitu, ia menyatakan, besar kemungkinan yang akan maju adalah Prabowo Subianto-Puan Maharani dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sementara nama-nama populer lain seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Menparekraf Sandiaga Uno dinilai akan terganjal oleh ketiadaan dukungan partai politik.

Dia menuturkan, di PDI Perjuangan, nama Puan akan lebih diprioritaskan sebagai trah Soekarno.

Baca Juga: Untuk Suporter Tim Piala Menpora, Ini Peringatan Kapolda Jabar

Selain itu, pengalaman mengajukan Jokowi sebagai presiden melahirkan evaluasi bahwa meskipun yang bersangkutan "petugas partai", namun tidak bisa dikendalikan penuh oleh kekuatan 'Teuku Umar'.

Bahkan, menurut Umam, jika Ganjar yang berkarakter luwes, cair dan mudah membangun network politik diajukan sebagai representasi PDIP, hal itu berpeluang membuka manuver-manuver para pialang politik di PDIP untuk mengambil alih (take over) kepemimpinan PDIP dari trah Soekarno, utamanya ketika Megawati Soekarnoputri sudah memutuskan mundur dari panggung politik praktis karena alasan regenerasi.

Baca Juga: Kantor Kejati Lampung Digeruduk Massa Habib Rizieq, KAMI se-Jawa: Jangan Injak-injak Rasa Keadilan

"Fenomena yang terjadi di Partai Demokrat saat ini, dimana muncul makelar-makelar kekuasaan yang malas bekerja keras membangun mesin politik dan berusaha mencaplok kekuatan partai lain, berpotensi membayangi dan mengancam setiap proses regenerasi politik di partai-partai, tak terkecuali PDIP di tangan Puan kelak," ujarnya.

Untuk Sandiaga Uno, menurutnya, kartu politiknya ditentukan oleh maju atau tidaknya Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Tampol Netizen yang Sok Tahu, Krisdayanti: Fokus Hari Besar Kakak Ya!

Sedangkan untuk Ridwal Kamil, menurutnya, kemungkinan akan terpental karena ketiadaan dukungan Parpol, kecuali Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu bisa meyakinkan sejumlah Parpol bahwa dukungan untuk dirinya adalah urgen dan relevan.

"Maka, peluang pasangan koalisi Capres-Cawapres yg berpeluang terjadi adalah Prabowo-Puan dan Anies-AHY. Puan akan disubtitusikan PDIP yang memiliki suara besar, namun dengan elektabilitas terbatas. Sementara tim Gerindra, jika Prabowo maju, mereka akan meyakinkan agar Anies tidak maju di perhelatan 2024," ungkapnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x