GALAMEDIA - Polemik dualisme kepemimpinan Partai Demokrat belum juga mereda.
Penggagas KLB Deli Serdang Partai Demokrat, Max Sopacua mengadakan konferensi pers yang bertempat di Hambalang.
Bukan tanpa maksud Max Sopacua mengadakan konferensi pers di Hambalang tersebut.
Dirinya menuturkan ingin mencoba mengingatkan kembali, peristiwa yang dianggapnya telah merontokan elektabilitas Partai Demokrat.
Menurutnya, Hambalang adalah tempat yang mengawali terjadinya masalah besar di Partai Demokrat.
"Kenapa kita buat (konferensi pers) di sini? Karena tempat inilah, salah satu bagian yang merontokan elektabilitas Partai Demokrat," ungkap Max Sopacua.
Baca Juga: Pakar Hukum: Tindakan Habib Rizieq dan Kuasa Hukumnya dalam Proses Sidang Bisa Terancam Pasal Pidana
"Inilah Hambalang, awal pertama terjadinya masalah besar yang terjadi di Partai Demokrat," tambahnya.
Dalam keterangannya, Max Sopacua juga mengingatkan KPK untuk menindak lanjuti siapa saja yang menikmati hasil Korupsi di Hambalang tersebut.
Menurutnya terdapat beberapa pihak yang belum diusut kasusnya, terkait korupsi di Hambalang.
"Di tempat ini kami serukan kepada lembaga hukum (KPK), untuk menindak lanjuti siapa saja yang menikmati Hambalang ini," ujar Max Sopacua.
Max tidak terima dengan pernyatan Yansen Sitindaon dan Yan Harahap, yang menyebut dirinya sebagai perusak Partai Demokrat.
Baca Juga: Sidang Habib Rizieq Kembali Digelar Hari Ini, Komisi Yudisial Minta Kuasa Hukum Hormati Majelis Hakim
Max juga menyebut Yansen dan Yan Harahap sebagai manusia yang tidak punya hati, serta tidak pernah tau sejarah Partai Demokrat.
Max mengatakan hal tersebut karena mereka tidak pernah mengatakan perusak Partai Demokrat berawal dari kasus Hambalang.
Seolah tidak mendapatkan keadilan, Max mempertanyakan kenapa mereka (Demokrat pro AHY) tidak pernah mengusut orang-orang terjerat kasus Hambalang, yang belum tersentuh hukum.
"Kami (Demokrat KLB Deli Serdang) yang disebutnya perusak Demokrat," ujarnya.
"Sodara Yan Harahap dan Yansen Sitindaon tidak punya otak! Dia intelektual tapi otaknya di dengkul. Kenapa dia tidak berbicara bahwa ada proyek hambalang yang juga ikut merusak Partai Demokrat," tegasnya.
Baca Juga: Masuk Prolegnas 2021, RUU Miras Dinilai Sangat Akomodatif, Semoga Segera Disahkan dan Tidak Berlarut-larut
Di akhir keterangannya, Max Sopacua memanjatkan harapannya terkait pengesahan SK KLB di Deli Serdang, serta mentepkannya sebagai satu-satunya pemilik sah Partai Demokrat.
"Kita bersama-sama berdoa. Semoga bapak Menkumham menandatangani SK KLB di Deli Serdang itu, sebagai satu-satunya pemilik nama Partai Demokrat di Indonesia," pungkasnya.***