Waspadai Banjir Besar, Wilayah Jabar Sepekan ke Depan Bakal Diguyur Hujan Sangat Lebat

- 27 Maret 2021, 18:54 WIB
BMKG memperkirakan sebagian wilayah Pulau Jawa berpotensi diguyur hujan lebat dan angin kencang.
BMKG memperkirakan sebagian wilayah Pulau Jawa berpotensi diguyur hujan lebat dan angin kencang. /Pexels/Bibhukalyan Acharyan/

GALAMEDIA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan lebat bakal mendominasi wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dalam sepekan ke depan.

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dikutip dari keterangan tertulis dalam website BMKG, Sabtu, 27 Maret 2021.


Di luar dua pulau itu, lanjutnya,  yang juga masih akan mungkin diguyur hujan lebat sepekan ke depan adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Juli 2021 Harus Disiapkan dengan Matang

Selain itu di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara , Maluku, Papua dan Papua Barat.

Memasuki April, wilayah Indonesia akan mengalami masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Di periode April-Mei ini, Deputi Bidang Klimatologi Herizal, mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah-daerah mewaspadai potensi hujan lebat dengan durasi singkat, angin kencang, puting beliung dan hujan es.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita telah menerangkan prediksi kedatangan musim kemarau di wilayah Indonesia mulai April. Itu berlaku untuk 22,8 persen zona musim yang meliputi wilayah Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.

Baca Juga: Prabowo Subianto Presiden RI 2024, Ahmad Muzani: Harus Dicapai dengan Kerja Keras

"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, Musim Kemarau 2021 diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021," katanya.

Periode April sampai Mei dengan demikian menjadi peralihan (pancaroba) seiring dengan kemarau yang akan meluas ke 58 persen zona musim lainnya.

Selain mengikuti perubahan angin monsun dari Asia menjadi dari Australia, keterlambatan sebagian wilayah memasuki musim kemarau karena faktor La Nina yang juga masih berlangsung hingga Mei meski dengan intensitas melemah.

Baca Juga: Sebut Sering Ditanya Soal Habib Rizieq, Gus Baha: Itu Dzuriyah Rasul, Nahi Munkar Pasti Baik

"Sebanyak 30,4 persen zona musim akan memasuki musim kemarau Mei dan 27,5 persen baru pada Juni nanti," sebutnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x