Sepuluh Drama Pindah Timnas demi Piala Dunia, Nomor 10 Paling Aneh

- 28 Maret 2021, 09:20 WIB
/

"Pulang untuk melihat negara asal dan melihat budaya yang berbeda serta memainkan dua Piala Dunia itu rasanya luar biasa.”

5. Lukas Podolski: Polandia, Jerman

Podolski yang tercatat membela Cologne, Bayern Munich dan Arsenal, lahir di Polandia pada tahun 1985.

Tetapi negara kelahirannya memilih melepasnya, keputusan yang tampaknya menjadi penyesalan nasional.

Baca Juga: Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Orleans Master 2021 Kalah Wakil Inggris dan Denmark

Setelah serangkaian penampilan oke  untuk klub kesayangannya, Cologne saat berusia 18 tahun, media Polandia mendesak pelatih tim nasional Pawel Janas untuk memberinya kesempatan bersama tim senior.

Tapi Janas menolak mentah-mentah. “Kami memiliki striker yang jauh lebih baik di Polandia daripada Podolski."

"Saya tidak melihat alasan untuk memanggil pemain hanya karena dia memainkan satu atau dua pertandingan bagus di Bundesliga. Dia bahkan bukan starter reguler di klubnya."

Baca Juga: Tidak Ada Wakil Indonesia di Final Orleans Master 2021 Kalah Wakil Inggris dan Denmark

Well, apa pun itu kerugian Polandia adalah keuntungan bagi Jerman. Die Mannschaft pun merekrutnya.

Hasilnya setelah tampil untuk Jerman di setiap level junior, Podolski yang memiliki kaki kiri ajaib total mewakili tim senior 130 kali, mencetak 49 gol dan memenangkan Piala Dunia 2014, tentunya!

6. Thiago Motta: Brasil, Italia

Gelandang bertahan, yang menikmati sukses besar bersama Barcelona, Inter Milan dan PSG, ini mencatatkan dua caps untuk negara asalnya Brasil pada tahun 2003.

Tapi putus asa dan gagal membangun karier timnas dalam delapan tahun, Motta akhirnya  pindah ke lain hati setelah Italia mendekatinya melalui Cesare Prandelli.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia Zona Eropa, Belanda Menang Atas Latvia 2-0

Pinangan datang setelah Motta ikut memenangkan treble bersama Inter Milan di bawah Jose Mourinho pada 2010. 

Motta memiliki kewarganegaraan ganda karena kakek dari pihak ayahnya warga Italia.

Pada tahun 2011, ia menerima panggilan pertamanya dari Italia untuk pertandingan persahabatan melawan Jerman.

Tak dinyana ia menjadi komponen kunci untuk timnas Italis dan membantu mereka mencapai final Euro 2012.

Motta akhirnya pensiun dari panggung internasional pada musim 2016 dengan 30 caps untuk timnas Italia.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 28 Maret 2021: Hah?! Status Janda Alya Diketahui Farah? Kevin Ganggu Keluar

7. Nacer Chadli: Maroko, Belgia

Seperti kebanyakan anggota skuad Belgia, Chadli memiliki hak istimewa untuk mewakili negara lain  dan dalam hal ini Maroko.

Setelah penampilan cukup oke bersama untuk FC Twente di musim perdananya di Eredivisie, Maroko memanggilnya untuk  menghadapi Irlandia Utara pada November 2010 dalam laga yang berakhir 1-1.

Namun, Chadli  memutuskan untuk mewakili negara kelahirannya Belgia hanya daam 84 hari setelah debutnya bersama Maroko.

Pemain sayap itu mencicipi kemenangan pertamanya bersama  Belgia dalam pertandingan persahabatan melawan Finlandia.

Chadli akan menjadi anggota penting skuad Belgia, terutama di bawah Roberto Martinez, yang membantu negaranya finis ketiga di Piala Dunia 2018.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x