Tak Ada Hubungan Antara Status Sosial dengan Radikalisme, Alissa Wahid: Pelaku Bom Surabaya Orang Kaya Lho

- 30 Maret 2021, 13:44 WIB
 Alissa Wahid
Alissa Wahid //Instagram.com/@alissa_wahi/



GALAMEDIA - Buntut yang terjadi dari aksi teror bom bunuh diri di Makassar pada Minggu 28 Maret 2021, masih menjadi perbincangan para tokoh politik.

Tak henti-hentinya mereka mengeluarkan argumen-argumennya terkait teroris dan radikalisme sehingga sahut-sahutan dengan  tokoh lainnya.

Salah satu yang terlihat aktif dalam membicarakan soal bom, teroris, mapun radikal, adalah putri sulung Gus Dur yakni Alissa Wahid.

Melalui akun Twitter pribadinya, pada Senin 29 Maret 2021, Alissa Wahid terpantau menimpali sebuah komentar dari warganet.

Pada mulanya akun Twitter atas nama @andonganjae menuliskan komentar pada postingan Alissa Wahid yang mengkritisi pernyataan Presiden Jokowi terkait terorisme.

Baca Juga: Bela Mahfud MD, Jaksa Penuntut Umum Minta Habib Rizieq Tak Mencari Kambing Hitam

Akun @andonganjae menuliskan argumennya yang mengatakan kurang tepat jika teroris dimulai dari kemiskinan dan kelaparan.

"Kayaknya kurang tepat deh mbak, aksi teroris dimulai dati kemiskinan dan perut lapar, jadi ilmu agamapun ga masuk," tulisnya, dikutip Galamedia, Selasa 30 Maret 2021.

Melihat komentar tersebut, Alissa Wahid langsung menimpali yang mengatakan kemiskinan dan ketidakadilan itu hanyalah jargon yang dipakai untuk membakar emosi.

"Kemiskinan dan ketidakadilan itu jargon yg dipakai utk membakar emosi," ujar Alissa Wahid.

Baca Juga: Mesir Utak-atik Mumi Raja Ramses II, Netizen Yakin Musibah Ever Given Akibat Kutukan Firaun

Selain itu, menurutnya dari hasil riset beberapa lembaga yang ada di Indonesia, tingkat status sosial ekonomi dengan sikap radikal itu tidak ada hubungan yang signifikan.

"Hasil riset beberapa lembaga di Indonesia: tak ada hubungan signifikan antara tingkat SES dg sikap radikal," katanya.

Lebih lanjut, Alissa Wahid justru mengungkapkan bahwa pelaku bom bukan berasal dari kemiskinan atau perut yang kelaparan.

Baca Juga: Tiga Kapal Perang Asing Diawasi TNI AL, Pangkoarmada I: Operasi Guskamla Koarmada I Siap Siaga Tinggi

Karena menurutnya, jika diambil contoh pelaku bom di Sri Lanka merupakan dari keluarga konglomerat, dan pelaku bom di Surabaya pada tahun 2018 adalah dari keluarga orang kaya.

"Pelaku bom di Sri Lanka dari keluarga konglomerat. Pelaku bom Surabaya 2018 keluarga yg well-off," jelasnya.*** 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x