Sebanyak 14 Negara Menyatakan Keprihatinan Pada WHO Perihal Asal-usul Covid-19

- 31 Maret 2021, 12:32 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay./

GALAMEDIA - Amerika Serikat dan Jepang serta 14 negara lainnya, menyatakan keprihatinannya atas laporan asal-usul Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan ilmuwan China yang dirilis pada Selasa, 30 Maret 2021.

14 negara tersebut merasa prihatin dengan alasan tim WHO yang tidak memiliki akses data sampel asli dan lengkap soal Covid-19 yang berasal dari China.

WHO sudah merilis laporan asal-usul Covid-19. Laporan tersebut menunjuk pada penularan dari kelelawar ke hewan lain.

Kemudian dari kelelawar ditularkan ke manusia. Cara itu dianggap cara yang paling mungkin untuk memulai pandemi Covid-19.

Baca Juga: Penuh Filosofi, Ternyata Ini Arti Nama Ukkasya Muhammad Syahki Anak Irwansyah dan Zaskia Sungkar

Amerika Serikat, Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia dan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mendukung upaya WHO untuk mengakhiri pandemi, termasuk memahami bagaimana pandemi itu dimulai dan menyebar.

Namun, mereka menambahkan ada keprihatinan dari penelitian asal usul Covid-19.

"Penting bagi kami untuk menyuarakan keprihatinan bersama bahwa studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 ditunda secara signifikan dan tidak memiliki akses ke data dan sampel yang lengkap dan asli,” kata 14 negara itu dalam pernyataan bersama, seperti dikutip Galamedia dari ANI News, Rabu, 31 Maret 2021.

Jepang, Latvia, Lithuania, Norwegia, Republik Korea, Slovenia dan Inggris juga menandatangani pernyataan tersebut, seraya setuju dengan keprihatinan tersebut.

Baca Juga: Menegangkan! Ini 5 Film Terorisme Berdasarkan Kisah Nyata, Salah Satunya Film Indonesia '22 Menit'

Secara terpisah, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menuntut penelitian lebih lanjut untuk mencapai 'kesimpulan yang lebih kuat' tentang asal usul virus corona.

"Saya tidak yakin penilaian ini cukup ekstensif," katanya dalam jumpa pers, Selasa.

"Meskipun tim telah menyimpulkan bahwa kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang paling kecil kemungkinannya, hal ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut, berpotensi dengan misi tambahan yang melibatkan ahli spesialis, yang siap saya gunakan," ujar Tedros.

China sendiri telah dikritik secara luas di seluruh dunia karena diduga berperan besar dalam penyebaran virus corona.

Hingga saat ini, Corona telah menginfeksi lebih dari 127 juta orang di seluruh dunia.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x