Network
GALAMEDIA – Di tengah suka cita petani yang kini sedang melakukan panen raya di beberapa daerah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa Indonesia kini sudah tidak melakukan impor beras selama sekitar 3 tahun terakhir. Tentunya, pernyataan tersebut membuat para petani bertambah bahagia.
Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrat, M. Nawa Dimyati menyebut bahwa pernyataan Jokowi didasarkan pada data yang keliru. Tentunya, Jokowi memperoleh data tersebut dari staf kepresidenannya.
“Presiden pun dipermalukan oleh staf kepresidenan dengan data abal abal, dan nikmat mana lagi yang kau dustakan ...?,” tulis M. Nawa Dimyati yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @caknawa, 31 Maret 2021.
Politisi yang kerap disapa Cak Nawa ini menilai, data tersebut tidak sesuai dengan data yang diberikan Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut BPS, kegiatan impor beras di Indonesia masih terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Baca Juga: Aa Gym Cabut Gugatan Cerai Teh Ninih di Pengadilan Agama Bandung
Pada 2018, Indonesia telah mengimpor beras hingga tembus angka 2.253.824,5 ton dengan nilai 1,037 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada 2019, intensitas impor beras Indonesia mulai menurun menjadi 444.508,8 ton dengan nilai 184,2 juta dolar AS. Pada 2020, Indonesia masih mengimpor beras sekitar 356.286 ton beras dengan nilai 195,4 juta dolar AS.
Negara pengekspor beras paling banyak untuk Indonesia pada 2020 ialah Pakistan dengan jumlah 110.516 ton dengan nilai 41,51 juta dollar AS.
Kemudian disusul Vietnam dengan jumlah 88.716 ton dengan nilai 51,1 juta dolar AS. Jika melihat data tersebut, harga impor beras asal Vietnam lebih mahal jika dibandingkan dengan beras asal Pakistan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menyebut, Indonesia tidak pernah melakukan impor beras semenjak 3 tahun terakhir.
