GALAMEDIA - Baru-baru ini Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas sempat menyatakan terkait doa lintas agama yang dibacakan di acara Kementerian agama (Kemenag).
Pernyataan tersebut mengundang komentar dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Anwar Abbas menanggapi bahwa Menag Yaqut kurang memahami tentang toleransi.
Bahkan sempat disebutnya, sebagai menteri yang hilang akal, yakni terlalu terobsesi oleh persatuan dan kesatuan.
Baca Juga: Soal Putar Lagu Ciptaan Orang di Layanan Publik Kena Royalti, Iwan Fals: Ya Alhamdulillah Lah
Oleh karena hal itu, Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menanggapinya melalui akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew, pada Rabu, 7 April 2021.
"Pa'tua ini maunya apa sih, ngomong toleransi BLEPOTAN banget," kata Ali Mochtar Ngabalin dilansir Galamedia dari akun Twitter @AliNgabalinNew pada Rabu, 7 April 2021.
Ali Ngabalin menilai bahwa semua pernyataan Anwar Abbas tersebut menunjukkan watak intoleran dan sengaja mengaduk-aduk.
Pa'tua ini maunya apa sih, ngomong toleransi BLEPOTAN banget. semua statemen anda justru menunjukan watak Intoleransi atau memang sengaja mau aduk-mengaduk atau mungkin nggak ngerti. Anwar Abbas Kritik Keras Yaqut soal Doa Semua Agama: Menteri Hilang Akal! https://t.co/cM1LYs2oWv— Ali Mocthar Ngabalin (@AliNgabalinNew) April 6, 2021
"Semua statemen Anda justru menunjukan watak Intoleransi atau memang sengaja mau aduk-mengaduk atau mungkin nggak ngerti," ujar Ali Mochtar Ngabalin.
Seperti yang diketahui, sebelumnya Menag Yaqut menyatakan bahwa wacana pembacaan doa lintas agama itu masih sebatas saran untuk dilakukan di internal Kemenag.
Baca Juga: Genap Berusia 31 Tahun, Berikut Transformasi Kevin Aprilio yang Rela Tampil Gundul
"Itu kan bersifat internal, di lingkungan Kemenag. Itupun hanya untuk kegiatan berskala besar seperti dapat besar seperti Munas (musyawarah nasional)," kata Menag Yaqut.
Pembacaan doa lintas agama ini didasari asumsi bahwa Kemenag tidak hanya menaungi satu agama saja, tetapi menaungi semua agama yang ada di Indonesia.
"Ingat, ini Kementerian Agama. Menaungi semua agama yang diakui di negara ini. Bukan Kementerian Islam yang hanya menaungi satu agama Islam saja," Menag Yaqut.***