GALAMEDIA - Sudah beberapa waktu, gejolak konflik di Myanmar masih terus berlangsung. Hingga kini, demo antikudeta masih terus dilakukan.
Dilaporkan, tentara Myanmar menembaki pengunjuk rasa anti kudeta hingga menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai beberapa orang lainnya pada Rabu, 7 April 202.
Sementara serangkaian ledakan kecil menghantam kota komersial Yangon.
Ditengah tindakan militer yang kian brutal, perlawanan dengan protes dan pemogokan nasional terus berlanjut meskipun militer menggunakan kekuatan mematikan untuk memadamkan oposisi.
Disebutkan pasukan keamanan melepaskan tembakan terhadap pengunjuk rasa di kota barat laut Kale ketika mereka menuntut pemulihan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi, dilaporkan oleh media domesik.
Baca Juga: FIX, Persib vs Persebaya Dimainkan di Sleman
Sedikitnya tujuh ledakan kecil terdengar di Yangon, termasuk di gedung-gedung pemerintah, rumah sakit militer, dan pusat perbelanjaan, kata penduduk setempat.
Sementara, otoritas militer negara itu mengatakan gerakan pembangkangan sipil "menghancurkan" Myanmar.
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala junta, mengatakan bahwa gerakan pembangkangan sipil, atau CDM, telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, perkantoran, dan pabrik.