Aditya meneruskan, manusia prinsipnya akan selalu bertukar simbol sepanjang hidupnya. Akan tetapi, bagaimana simbol yang diberikan, termasuk oleh pengurus masjid kepada jamah, itu diberikan dengan tepat dan baik sehingga pesan pesan informasi sampai.
Muhammad Sufyan Abdurrahman, Dosen DPR, yang juga jadi pemateri menambahkan, digital public relations harus benar-benar diperhatikan karena naik/turunya sebuah pergerakan kemasjidan sangat ditentukan medium tersebut.
"Kita bisa mengajak dan mencuatkan gerakan di masjid kalau memerhatikan dengan benar bagaimana pesan digital dikirimkan ke masyarakat. Pengalaman saya, renov masjid 300 juta lebih bisa terkumpul dalam tiga bulan berkat penggunaan medium digital," tukasnya.
Baca Juga: Innalillahi, Kebakaran Besar Melanda Kawasan Tanah Abang Jakarta
Amu Sahiri mengungkapkan, saat ini dakwah digital telah menjadi keniscayaan. Hanya berbekal aplikasi digital, ratusan jamaah terkumpul, bukan hanya dari sebuah masjid, bahkan bisa sampai seluruh Indonesia.
"Karena itu saya berharap, kerjasama ini tidak berhenti sampai sini, ya. Bisa terus dikembangkan ke majelis taklim dan madrasah diniyah, atau juga diteruskan ke atas ke level MUI Kecamatan Sukajadi untuk periode ke depannya," katanya.***