Network
GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 telah melampaui satu tahun, namun hoaks seputar pandemi ini tidak surut, malahan meningkat.
Ketua Aspikom Jabar, Dr Ani Yuningsih MSi mengatakan, hoaks adalah gangguan terhadap rencana pengendalian pandemi.
Hal ktu ia unhkapkan saar Diskusi Virtual Dewan Pakar Aspikom Korwil Jabar yang berlangsung Sabtu 10 April 2021.
Diskusi Virtual Dewan Pakar Aspikom Jabar ini mengusung tema Hoax dalam Perspektif Islam, Media dan Komunikasi Publik.
Baca Juga: Hore! Penerima BLT UMKM 2020 Bisa Dapat Bantuan Lagi Tahun Ini, Simak Syaratnya di Sini
Tampil sebagai pembicara Prof. Dr. Neni Yulianita, MS (Fikom Unisba), Dr. Asep Saefudin (Unpas) dan Hilman Hidayat MSi (Ketua PWI Jabar).
Dalam siaran pers yang diterima galamedia, Anggota Dewan Pakar Aspikom Korwil Jabar, Prof. Neni Yulianita dalam paparannya menyebut, menyebarkan hoaks adalah perbuatan yang dilarang agama.
Apalagi sengaja membuat berita bohong. Namun selama tahun 2020, data menunjukkan terdapat ribuan hoaks, termasuk soal Covid-19.
Prof Neni mengatakan, banyak motif orang membuat hoaks, di antaranya motif politik dan ekonomi.
Baca Juga: Ada Risiko di Balik Keppres Tagih Utang BLBI Rp108 Triliun, Eks Jubir KPK: Pertaruhan bagi Jokowi
Sementara orang-orang yang menyebarkan hoaks kebanyakan tidak memeriksa kebenaran isi informasi yang diterima, tapi menyebarkan karena isi informasinya menarik, atau terkait issue terkini, atau seirama dengan kecemasan dirinya.
Sedangkan Ketua PWI Jabar, Hilman Hidayat mengatakan, penyebaran hoaks akan sulit ditekan karena sudah menjadi industri dengan rantai permintaan dan penyedia yang banyak.
Menurutnya, Intervensi yang mungkin adalah pada sisi penyebaran dan tindakan perlawanan terhadap hoaks.
Penyebaran bisa diperlambat dengan literasi masyarakat, sementara perlawanan bisa dilakukan media massa dengan menyediakan informasi yang akurat dan komprehensif.
Tentunya dengan bantuan pejabat komunikasi publik pemerintah.***
