Rocky Gerung Ungkap Kerapuhan Jokowi dan Persaingannya dengan Megawati Dibalik Peleburan 2 Kementerian

- 13 April 2021, 12:51 WIB
Rocky Gerung
Rocky Gerung /Tangkapan layar Youtube Najwa Shihab

GALAMEDIA -  Menyusul kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan dileburnya dua kementerian yakni Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pengamat politik Rocky Gerung turut memberikan tanggapan.

Dalam tayangan pada saluran Youtube pribadinya 'Rocky Gerung Official' yang tayang Selasa, 13 April 2021, ia mengatakan beberapa analisa terkait dileburnya dua kementerian yang hampir pasti akan dilakukan dekat-dekat ini.

Disebutkan sebelumnya, Menristek Bambang Brodjonegoro telah menyatakan pamit dari posisinya sebagai menteri.

Bahkan, Bambang sedikit membongkar terkait kejanggalan terkait adanya upaya agar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang akan dijadikan lembaga otonom.

Baca Juga: Arie Untung Kena Semprot Rumail Abbas: Meninggalkan Riba Tapi Ngajak Nonton Perkelahian Antar Umat Manusia  

Menanggapi itu, Rocky mengatakan bahwa isu yang kini menuai pro dan kontra tersebut bahkan kegaduhan itu semakin menunjukkan bahwa Jokowi adalah 'petugas partai'.

"Itu sebetulnya menunjukkan dari awal, kita tahu sebetulnya presiden itu memang cuma petugas partai. Jadi kalau si pemilik partai itu bilang 'saya tidak suka dengan orang itu' ya dia harus tunduk," ujarnya.

hal itu kata Rocky, maka akan berimplikasi pada rusaknya aturan bernegara.

"Bagaimana mungkin presiden menandatangani satu keputusan pembentukan suatu lembaga dan tidak mau diundangkan," ujarnya lagi.

Padahal kata dia, jika melihat permasalahannya yang demikian, semestinya yang diganti adalah Menkumham bukan Menristek karena menentang kebijakan Presiden.

Baca Juga: Intip Gaya hijab dengan Tambahan Aksesoris Anting, Kece!

Namun lanjut Rocky, karena keangkuhan partai bahkan pengetahuannya akan kelemahan presiden maka presiden 'disandera' oleh kepentingan partai.

"Partai karena keangkuhannya, tentu bukan saja karena keangkuhan, karena tahu kelemahan presiden, maka presiden disandera oleh kepentingan partai," jelasnya.

Lebih lanjut terkait dengan pembubaran Kemenristek, Rocky mengibaratkan dengan orang yang tengah berebut kue yang tinggal sedikit, yang akhirnya berujung pembubaran karena tidak ada lagi departemen atau kementerian yang bisa dibagi.

"Ini bener-bener kayak orang yang berebut kua yang tinggal kecil. Karena ga ada lagi kan kue besar yang mau dibagi, semua departemen sudah dibagi habis. ya caranya dengan dibubarin," ucapnya.

Lantas menurut dia, ihwal lembaga yang tidak kunjung diundangkan oleh Menkumham (BRIN) adalah menunjukkan adanya persiapan. Akhirnya terjadi saling 'amputasi' di tubuh istana.

"Dan akhirnya ini yang kita duga dari dulu, bahwa itu akan terjadi saling amputasi di istana," jelas dia.

Lebih lanjut ia mengapresiasi langkah Bambang Brodjonegoro yang membuka adanya semacam politik di kementerian. Padahal lanjut Rocky, hukum birokrasi tidak boleh diintervensi.

Baca Juga: Menristek Buka Fakta Baru Tentang Kementerian, Rocky Gerung : Jokowi Cuma Petugas Partai  

"Yang disebut hukum birokrasi itu tidak boleh diintervensi, baik oleh pemilik partai maupun oleh mereka yang menunggangi," katanya.

Lantas ia menganalisa adanya kerapuhan pada diri Presiden Jokowi. Bahkan, ia menyebut adanya persaingan antara Jokowi dengan Megawati.

"Jadi terlihat bahwa Presiden Jokowi itu memang ya rapuh. Tapi kesalahan dia kenapa mau terus-menerus jadi petugas partai," ujarnya.

"Kan dulu kita bikin tesis bahwa politik Indonesia hari ini ada persaingan antara Jokowi dan Megawati. Secara individual itu persaingannya," lanjut dia.

Padahal dia mengatakan bahwa semestinya persaingan tersebut diselesaikan secara internal.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo cuma butuh waktu 10 hari untuk mendapat restu DPR RI melebur Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca Juga: Ribuan Jamaah Melaksanakan Shalat Tarawih Pertama di Masjidil Haram dengan Tetap Mematuhi Protokol Kesehatan

Jokowi mengajukan penghapusan Kemenristek lewat Surat Presiden Nomor R-14/Pres/03/2021 pada Selasa, 30 Maret 202. Gagasan Jokowi itu disepakati DPR RI dalam Rapat Paripurna, Jumat, 9 April 2021

"Surat Presiden RI Nomor R-14, tanggal 30 Maret 2021 hal pertimbangan perubahan kementerian," kata Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad saat membuka Rapat Paripurna DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta seperti ditayangkan kanal Youtube DPR RI, Jumat, 9 April 2021.

Poin kedua adalah pembentukan Kementerian Investasi. DPR setuju usul Jokowi membentuk kementerian baru itu guna meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Selain itu, Anggota Komisi VII dari Fraksi Partai Golkar DPR RI Maman Abdurrahman mengungkap tujuan pemerintah mengajukan perombakan kementerian.

Baca Juga: Sikap Aldi Taher Buat Istri dan Mertua Geleng-geleng Kepala, Salsabilih: Orangtua Sempet Telepon, Kaget

Menurut Maman, langkah itu ditempuh untuk memberi ruang lebih kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).***

Sumber: Youtube Rocky Gerung Official

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x