Disembah Sejak 1974, Pangeran Philip Meninggal Warga Vanuatu Bingung Kehilangan Tuhan

- 13 April 2021, 13:59 WIB
Olah foto AFP/Reuters DailyMail
Olah foto AFP/Reuters DailyMail /

GALAMEDIA - Pertama dikunjungi tahun 1974, warga desa terpencil di Pasifik Selatan langsung meyakini Duke of Edinburgh, Pangeran Philip sebagai Tuhan. Mereka pun “menyembah”-nya secara religius.

Menyusul kepergiannya  akhir pekan lalu, hingga kini warga Desa Yakel di salah satu pulau Vanuatu, Tanna masih bingung menentukan pengganti.

Beberapa dekade menghormati Philip yang meninggal di Kastil Windsor, Sabtu (10 April 2021) di usia 99 tahun, warga saat ini masih menunggu fatwa para tetua.

Baca Juga: Meski Beda Agama, Nadine Chandrawinata Beri Pesan Romantis hingga Bakal Temani Puasa Dimas Anggara hingga Tua

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (13 April 2021) Kepala Yakel, Albi mengatakan, meski raganya telah terbujur kaku, jiwa Pangeran Philip hidup dan saat ini mendiang bangsawan Yunani tersebut disebut tengah mencari tubuh baru.

Albi menambahkan, belum jelas bagaimana aktivitas keagamaan di Tanna akan berubah setelah kematian Philip. 

Saat ini warga menurutnya desa percaya  jiwa Pangeran Philip masih “terombang-ambing” dan mencari rumah baru.

Baca Juga: Satu Sen pun Pemerintah Tidak Akan Mengambil Uang Pungutan Royalti Lalu atau Musik

Sementara banyak yang berasumsi putra tertua Philip, Pangeran Charles atau sang cucu Pangeran William akan otomatis mengganti posisinya dan mendapat tempat khusus di hati warga, Albi belum bisa memberi kepastian.

“Roh Pangeran Philip telah meninggalkan tubuhnya, tetapi dia tetap hidup. Terlalu dini untuk mengatakan di mana dia akan berada,” katanya kepada AFP.

Di bawah bendera Inggris yang berkibar setengah tiang, Albi bersama para tetua di Yaohnanen, desa lain yang juga memuja Philip membahas bagaimana baiknya warga menandai kematian Duke of Edinburgh.

Baca Juga: 7 Universitas Termurah dan Berkompeten di Indonesia, Biaya Kuliah Cuma 300 Ribu per Semester!

Para kepala suku berbicara secara bergiliran selama diskusi yang melelahkan tentang apa arti kematian bagi sistem kepercayaan adat mereka, dengan resolusi yang kemungkinan baru akan didapat beberapa hari lagi.

Meski demikian Albi turut berduka dan melantunkan kata-kata penghiburan untuk Ratu dan mendoakan kebahagiaan untuk penguasa monarki Inggris tersebut.

Sebab ditegaskannya meskipun tubuh Philip akan hilang, jiwanya tetap hidup.

Baca Juga: Hari Pertama Puasa, Emil bersama Menteri Perdagangan Sidak ke Pasar Kosambi Bandung

Tetua Yakel mengatakan mereka telah mengirim pesan rahasia untuk  keluarga kerajaan Inggris setelah meninggalnya Pangeran Philip.

Gerakan pemujaan Pangeran Philip diyakini dimulai pada akhir tahun 1970-an setelah kunjungan Duke of Edinburgh ke Vanuatu  tahun 1974.

Pejabat Inggris yang kemudian menyelidiki fenomena tersebut menyimpulkan keyakinan warga dipicu  legenda kuno tentang kembalinya seorang putra Tanna yang berkulit pucat.

Baca Juga: Cara Membuat Air Nabeez, Minuman Kaya Khasiat Kesukaan Rasulullah, Cocok untuk Buka Puasa!

Saat mengetahui Philip yang berdarah Yunani tidak lahir di Inggris, Prancis atau Amerika Serikat, mereka memutuskan bahwa Duke pastilah berasal dari Tanna.

Para antropolog mengatakan gerakan pemujaan merupakan cara warga desa di pulau vulkanik yang subur tersebut untuk menemukan hubungan spiritual dengan dunia luar.

Di desa lain sempat pula tercatat adanya gerakan John Frum, kultus serupa yang berasal dari kemunculan orang asing berkulit pucat di tahun 1930-an.

Baca Juga: Inovasi Ditengah Pandemi Covid-19 dan Usung Kearifan Lokal Hadir Kue Kering dengan Varian Bandrek Bajigur

Penganut gerakan ini mendorong kembalinya tradisi seperti menari dan meminum kava. Mereka percaya seorang pahlawan, dalam hal ini John Frum  suatu hari akan kembali dengan  membawa serta kekayaan.

Warga Suku Yaohnanen di pulau Tanna, Vanuatu yang sangat terpukul dengan berita kematian Pangeran Philip  telah memulai proses berkabung dengan ritual yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu.

Penduduk pulau tengah terlelap ketika dunia dikejutkan kabar kematian Duke of Edinburgh pada Jumat malam waktu Inggris. Warga Vanuatu sendiri baru mengetahuinya keesokan paginya.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x