GALAMEDIA – Pakar Hukum Tata Negara sekaligus pengamat politik, Refly Harun menyoroti perihal keterkaitan antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan poros partai Islam di Pilpres 2024.
Refly Harun menyebut, peluang poros Islam memang akan sangat tergantung kepada siapa tokoh yang diajukan. Menurutnya, tokoh yang diajukan tersebut sebaiknya telah mewakili basis Islam modernis dan basis Islam tradisionalis.
“Tetapi kalau dua-duanya diambil, bagaimana dengan kelompok nasionalis? Karena misalnya kita bicara tentang presiden ideal itu selalu tiga perspektifnya yaitu Jawa dan luar Jawa, Islam dan nasionalis, serta sipil dan militer,” ujar Refly Harun yang dikutip Galamedia dari kanal Youtube Refly Harun, Rabu 21 April 2021.
Baca Juga: Panji Gumilang Dilaporkan ke Mapolda Jabar Karena Dugaan Kasus Asusila
Refly Harun menyebut, tiga perspektif ini sudah hilang dalam beberapa kesempatan Pilpres 2024. “Mitos Islam-nasionalis berhasil dipatahkan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ketika menggandeng Budiono karena mereka berdua adalah nasionalis,” ungkap Refly Harun.
“Yang juga terpecahkan adalah sipil-militer karena Presiden Jokowi tidak menggandeng militer untuk menjadi wakil presidennya. Begitupun Jawa-luar Jawa sudah dipecahkan oleh SBY,” tambahnya.
Selain itu, Refly Harun menyebut, pembentukkan poros partai Islam itu tidak mudah. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh adanya pertengkaran antara basis Islam modernis dan basis Islam tradisionalis.
“Justru itu lebih hebat ketimbang misalnya perbedaan pendapat antara Islam tradisionalis dan kaum nasionalis,” tutur Refly Harun.