Network
GALAMEDIA - Polemik terus terjadi di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhir-akhir ini. Setidaknya, beberapa bulan terakhir ini tiga kasus 'memalukan' terjadi di KPK.
Mulai dari oknum pegawai KPK yang kedapatan mencuri sejumlah barang bukti emas, truk barang bukti raib dan bocornya informasi penyidikan hingga oknum penyidik diketahui memeras Walikota Tanjungbalai baru-baru ini.
Sederet kejadian yang bertentangan dengan semangat KPK sebagai lembaga anti korupsi ini sontak memantik perhatian masyarakat.
Terlebih, pasca revisi UU KPK masih menyisakan keraguan di benak masyarakat pada lembaga yang dipimpin oleh Firli Bahuri ini.
Kritik terhadap KPK baru saja muncul misalnya dari salah satu eks Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.
Bambang Widjojanto menilai bahwa yang terjadi pada KPK kali ini berkaitan dengan kasus pemerasan terhadap Wali Kota Tanjungbalai sudah sangat keterlaluan.
"REMUK. Sangat keterlaluan. Pemerasan dilakukan KPK. Pelakunya penyidik kepolisian di KPK. Jika mencontoh negara yang civilize, Jepang misalnya, dipastikan Ketua atau pimpinan KPK akan mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban," ujarnya dikutip Galamedia Kamis, 22 April 2021 dari akun Twitter @KataBewe.
Sementara itu, di sisi lain, usulan juga bentuk kritik datang dari Mustofa Nahrawardaya, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga pegiat media sosial.
