Dalam 12 Bulan, Aset Militer RI 3x Mengalami Insiden, LIPI: Sektor Pertahanan Perlu Modernisasi

- 27 April 2021, 11:57 WIB
Kapal selam KRI Nanggala 402 yang mengalami insiden beberapa waktu lalu.
Kapal selam KRI Nanggala 402 yang mengalami insiden beberapa waktu lalu. /Instagram.com/@lantamal_vii

GALAMEDIA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyoroti sangat serius perihal tenggelamnya KRI Nanggala 402.

Pasalnya, tenggelamnya KRI Nanggala 402 itu merupakan kecelakaan untuk ketiga kalinya yang dialami Militer Indonesia dalam waktu 12 bulan.

Pada Juni tahun lalu, sebuah jet tempur BAE Hawk 209 yang berusia 33 tahun jatuh di daerah pemukiman di provinsi Riau, Sumatera. Pilot berhasil keluar tepat waktu.

Sebulan kemudian, KRI Teluk Jakarta 541 yang berusia 41 tahun tenggelam setelah dilanda cuaca buruk di Laut Bali. Seluruh 55 awak kapal pendarat amfibi berhasil dievakuasi.

Baca Juga: Nathalie Holscher Kabur dari Rumah, Sule: Saya Memaklumi Karena Emosinya Masih Labil

Dilansir dari Channel New Asia, peneliti pertahanan dan keamanan LIPI yakni Muhammad Haripin, mengatakan jika insiden tersebut hanyalah puncak gunung es dan menggarisbawahi masalah yang lebih besar.

Untuk itu Muhammad Arifin menilai jika saat ini Indonesia sangat membutuhkan modernisasi di sektor pertahanan.

"Insiden ini hanyalah puncak gunung es dan menggarisbawahi masalah yang lebih besar, bahwa sektor pertahanan kita sangat membutuhkan modernisasi," kata Muhammad Haripin.

Sebelum tenggelamnya KRI Nanggala 402, Indonesia sebenarnya memiliki lima kapal selam serta 31 kapal perang berkecepatan tinggi dan 156 kapal patroli.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x