Pilot Tempur 'Taubat' Hingga Ungkap Kekejian Pasukan Israel: Serangan ke Palestina Adalah Kejahatan Perang!

- 18 Mei 2021, 16:51 WIB
Kesaksian mantan tentara, pilot Angkatan Udara Israel
Kesaksian mantan tentara, pilot Angkatan Udara Israel /Anadolu Agency/Instagram @idf

GALAMEDIA - Mantan pilot Angkatan Udara Israel Yonathan Saphira memberikan keterangan tentang sikap keji Israel pada Palestina yang disebut dengan 'penjahat perang'.

Yonathan Saphira dipecat dari militer Israel sejak tahun 2003 karena menentang kebijakan Israel.

Saphira ungkapkan, di Israel dan kalangan tentara ada beberapa orang yang menentang kebijakan pendudukan dan penindasan pemerintah Tel Aviv terhadap Palestina, dan dia adalah salah satunya.

Baca Juga: Erdogan Sebut Joe Biden Memiliki 'Tangan Berdarah' karena Mendukung Israel

Shapira juga melancarkan kampanye yang mendorong anggota militer lainnya untuk tidak mematuhi perintah untuk menyerang warga Palestina.

Aksi tersebut yang menyebabkan mereka dikeluarkan atau dipecat dari tentara mengingat situasi yang dialami warga Palestina.

Sebagai hasil dari kampanye yang dia lakukan dengan teman-temannya, 27 pilot militer diberhentikan dari pos mereka di Angkatan Udara Israel sejak tahun 2003.

Setelah pemecatannya, Shapira dipecat dari semua pekerjaan yang dia ambil saat dia berpartisipasi dalam demonstrasi untuk mendukung hak-hak Palestina.

Baca Juga: Erdogan Sebut Joe Biden Memiliki 'Tangan Berdarah' karena Mendukung Israel

Saphira kemudian pindah ke Norwegia dan melanjutkan hidupnya di sana. Dia menjelaskan mengapa dia bergabung dengan tentara Israel dan bagaimana dia menyadari bahwa dia adalah bagian dari organisasi teroris.

"Saya menyadari selama Intifada kedua apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang, meneror populasi jutaan orang Palestina," kata Shapira dikutip Galamedia dari Anadolu Agency.

"Dan ketika saya menyadari itu, saya memutuskan untuk tidak hanya pergi tetapi untuk mengatur pilot lain yang secara terbuka menolak untuk mengambil bagian di dalamnya. kejahatan ini," tambahnya.

Baca Juga: Lebaran Sudah Berlalu, Kios-kios di Pasar Tradisional Cimahi Masih Tutup

Dalam keterangannya itu, Saphira menjelaskan sedari kecil di Israel dia dibesarkan dalam pendidikan militeristik zionis yang kuat.

"Anda hampir tidak tahu apa-apa tentang Palestina, Anda tidak tahu tentang Nakba 1948, Anda tidak tahu tentang penindasan yang sedang berlangsung," kata Shapira

"Mereka dikirim untuk melempar rudal dan bom di pusat kota Palestina. Pada titik tertentu, saya menyadari bahwa ini adalah tindakan terorisme," tambahnya.

Tindakan Israel ini menurut Shapira adalah tindak kriminal dan kejahatan perang. Dia juga menginginkan jika harus berada di sisi lain, dia akan berada di samping Palestina bukan bagian dari tentara Israel.

Baca Juga: Soal KPK, Novel Baswedan : Terimakasih Pak Jokowi, TWK Memang Untuk Singkirkan Pegawai Kritis

"Saya dipecat dari semua perusahaan tempat saya bekerja di Israel dan itu juga sulit bagi saya, karena saya mendukung perjuangan Palestina dan karena saya memberikan ceramah di seluruh dunia karena saya adalah bagian dari Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS)," ujar Shapira.

"Karena saya mengatakan bahwa Israel adalah negara apartheid karena saya mengatakan bahwa pemerintah dan komandan saya adalah penjahat perang," tambahnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x