Siswa SD di Kota Cimahi Antusiasme Ikuti Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

- 24 Mei 2021, 15:31 WIB
Plt. Wali Kota Cimahi memantau langsung pelaksanaan simulasi PTM di SDN Cimahi Mandiri 2 Jalan Djulaeha Karmita, Senin 24 Mei 2021.
Plt. Wali Kota Cimahi memantau langsung pelaksanaan simulasi PTM di SDN Cimahi Mandiri 2 Jalan Djulaeha Karmita, Senin 24 Mei 2021. /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/


GALAMEDIA - Siswa SDN Cimahi Mandiri 2 tampak antusias mengikuti simulasi atau uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dimulai hari ini, Senin 24 Mei 2021.

Dengan mengggunakan masker dan pelindung wajah, mereka semangat mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

Para siswa ini tentunya harus mengikuti aturan dan prosedur dalam protokol kesehatan yang sudah ditentukan pihak sekolah, guna menghindari penularan Covid-19.

Pihak sekolah pun menyediakan sarana penunjang protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, handsanitizer, dan masker, serta jalur keluar masuk siswa.

Setiap siswa yang datang di cek terlebih dahulu suhu tubuhnya dengan menggunakan thermogun.

Usai mengikuti simulasi PTM, para siswa diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum pulang.

Saat akan keluar kelas, mereka harus berjalan sesuai alur yang sudah diberi tanda panah. Mereka keluar kelas secara bergantian.

Baca Juga: Pecinta Roti Harus Baca! 7 Makanan yang Membuat Berat Badan Naik

Alysahla Permatasari, siswa kelas 3 SDN Cimahi Mandiri 2 ini mengaku senang bisa kembali ke sekolah, setelah setahun lebih tidak pernah lagi ke sekolah karena belajar online akibat pandemi Covid-19.

"Seneng banget bisa sekolah lagi, bisa ketemu temen-temen dan juga guru. Kalau belajar di rumah kadang suka jenuh," katanya.

Tini (44), salah seorang orangtua murid mengaku menyambut baik dengan adanya rencana PTM di bulan Juli mendatang.

"Sebagai orangtua senang ya kalau belajar lagi di sekolah. Kalau belajar di rumah kadang anak suka susah. Awalnya semangat, lama-lama kan mereka jenuh juga, jadi belajarnya juga kadang susah," ujarnya.

Dia pun mengapresiasi pemerintah yang menggelar simulasi PTM sebelum PTM benar-benar dilaksanakan. Apalagi pihak sekolah menerapkan prokes secara ketat.

"Prokesnya dijalankan dengan ketat, jadi kita tidak terlalu khawatir ya," ucapnya.

Baca Juga: Dianggap Kelewatan Sampai Tak Diundang di Acara PDIP, Ini Pesan Marnadi Ali Sera untuk Ganjar Pranowo

Kegiatan simulasi ini dipantau langsung Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Cimahi Maria Fitriana, dan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi Harjono.

Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Cimahi Tengah juga tampak memantau pelaksanaan simulasi hari pertama ini.

Ngatiyana mengatakan, pelaksanaan simulasi PTM pada hari pertama ini sudah sesuai dengan aturan yang ditentukan sebelumnya.

Evaluasi sendiri baru bisa dilaksanakan pada pelaksanaan simulasi besok.

"Hari ini Kota Cimahi melaksanakan simulasi PTM untuk TK, SD, dan SMP. Simulasi PTM ini dilakukan sebelum PTM Juli nanti. Karena akan kagok kalau tidak simulasi dulu," ungkap Ngatiyana.

Dirinya sangat menekankan soal penerapan protokol kesehatan selama simulasi PTM, misalnya sterilisasi ruangan kelas sebelum dan sesudah digunakan, hingga siswa dan guru tidak berkerumun.

Pihak sekolah juga wajib menyediakan ruang isolasi yang bakal digunakan untuk merawat siswa yang sakit selama simulasi PTM berjalan.

Baca Juga: PDIP Disebut Parpol Paling Bersih, Yan Harahap Unggah Foto Juliari-Harun Masiku: 2 Orang Ini Tersinggung

"Sterilisasi kelas wajib dilakukan, ruangan disemprot dulu, baru siswa bisa masuk ruang kelas. Kita siapkan ruangan isolasi juga, jadi apabila ada siswa sakit dan panas nanti diperiksa di situ. Langkah ini dipersiapkan secara matang," jelasnya.

Selama simulasi PTM berjalan, siswa yang diizinkan mengikuti pembelajaran maksimal hanya 15 orang setiap kelasnya. Sementara untuk TK hanya 5 orang setiap kelasnya.

"Jumlah siswa maksimal 15 orang satu kelas, jadi kalau ada 40 orang satu kelas maka dibagi tiga sesi 15-15-10. Itu untuk menghindari penumpukan di dalam kelas. Durasi PTM juga dibatasi, 2 jam untuk SD dan 3 jam untuk SMP," terangnya.

Ngatiyana menegaskan jika potensi kemunculan klaster baru dari pelaksanaan simulasi PTM, akan berujung pada penghentian simulasi bila diperlukan.

"Kalau misalnya nanti ada kemunculan hal yang tidak diinginkan (klaster baru) akan dievaluasi. Kalau memang perlu ya bisa dihentikan. Tapi kan kita sudah lakukan segala upaya antisipasi, ini fungsinya mencegah hal itu," pungkasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x