81,2 Persen Masyarakat Puas terhadap Kinerja Jokowi, Keberhasilan Atasi Covid-19 jadi Kunci

- 8 Juni 2021, 17:31 WIB
 Presiden Joko Widodo. Survei terbaru menyatakan 81,2 persen masyarakat puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.
Presiden Joko Widodo. Survei terbaru menyatakan 81,2 persen masyarakat puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. /Sekretariat Negara

GALAMEDIA - Tingkat kepuasan publik terhadap Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) pada periode kedua mencapai 81,2 persen.

Angka tersebut merupakan temuan survei yang dilakukan Indonesia Elections and Strategic (IndEX) Research.

Hasil survei yang dilakukan pada tanggal 21-30 Mei 2021 meningkat dari survei sebelumnya pada bulan Maret 2021 sebesar 70,9 persen.

"Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai angka tertinggi dalam satu setengah tahun, yakni mencapai lebih dari 80 persen," jelas peneliti IndEX Research, Hendri Kurniawan dalam siaran persnya, Selasa, 8 Juni 2021.

Baca Juga: Dimasa Pandemi Covid-19, Informasi Hoax Kadang Mencantumkan Sumber Media yang Kredibel

Sementara itu publik yang merasa tidak puas anjlok dari 23,8 persen menjadi 16,3 persen. Publik yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab tersisa 2,6 persen.

Menurut dia, tingginya kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi mencerminkan keberhasilan pemerintah mengendalikan krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 serta upaya pemulihan ekonomi yang terus digencarkan pemerintah.

Jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan seperti Malaysia maupun India, kurva penambahan kasus Covid-19 di Indonesia bergerak turun sejak bulan Februari 2021 dan kini bergerak stabil.

Baca Juga: Audit BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020 Nyatakan Likuiditas Sehat dan Hasil Investasi Positif

Di sisi ekonomi, pertumbuhan makin mendekati zona positif, yakni mencapai -0,74 persen pada kuartal I/2021.

Dikutip dari Antara, pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan kuartal II/2021 meroket hingga 5-7 persen, dengan rata-rata tahunan diperkirakan berada pada kisaran 4-5 persen.

"Target pertumbuhan setinggi itu masih dibayang-bayangi ancaman pandemi yang belum selesai," ujar Hendri.

Meskipun vaksinasi terus dilakukan, katanya, kemunculan varian baru virus yang lebih menular berpotensi membangkitkan gelombang kedua seperti terjadi di sejumlah negara.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x