Profesor Rochmat Wahab Mempertanyakan Dasar Pemberian Gelar pada Megawati Hingga Bahas Pilpres 2004

- 11 Juni 2021, 20:22 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) membungkuk di hadapan Megawati Soekarnoputri saat menghadiri acara pengukuhan Megawati sebagai Profesor Kehormatan di Universitas Pertahanan (Unhan).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) membungkuk di hadapan Megawati Soekarnoputri saat menghadiri acara pengukuhan Megawati sebagai Profesor Kehormatan di Universitas Pertahanan (Unhan). /Instagram.com/@ridwankamil/

GALAMEDIA – Hari ini, Jumat, 11 Juni 2021, Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri diberi gelar sebagai Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap).

Sidang senat tersebut digelar di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor, Jawa Barat.

Tampak hadir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristekdikti Nadiem Makarim, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati.

Kemudian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Selain jajaran Kabinet Indonesia Maju, nampak juga Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca Juga: Megawati Jadi Profesor, Langsung Berikan Pujian ke Jokowi Gara-gara Hal Ini

Namun pemberian gelar tersebut dipertanyakan oleh Akademisi sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Profesor Rachmat Wahab.

Menurut dia, jika Megawati dianggap sebagai pemimpin yang berhasil dalam menjalankan tugasnya, seharusnya saat itu Megawati terpilih lagi menjadi Presiden Indonesia.

Namun faktanya, rakyat saat itu memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden 2004.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x