Network
GALAMEDIA - Ekonom senior yang juga eks Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli belakangan banyak dibicarakan di media sosial.
Rizal Ramli kerap menuai kritik khususnya dari kalangan pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena acap kali vokal melontarkan kritik terhadap berbagai kebijakan.
Tak jarang Rizal Ramli bahkan dianggap menyebarkan berita bohong alias hoaks manakala menciutkan kritik di Twitter pribadinya.
Baca Juga: Haru Biru Duel Tim Skandinavia, Baru Dimulai Euro 2020 Telah Menahbiskan Pahlawan: Simon Kjaer
Bahkan, baru-baru ini, Rizal Ramli dikabarkan 'ditantang' debat oleh salah satu anggota DPR RI, Yandri Susanto imbas kritiknya soal dana haji.
Di tengah riuhnya kritik terhadap Rizal Ramli atas berbagai kritiknya kepada pemerintah, mendadak sebuah potongan video lawas pernyataan Jusuf Kalla (JK) mencuat di media sosial.
Dalam potongan video yang banyak dibagikan warganet, JK mengungkapkan ihwal sebab Rizal Ramli diberhentikan alias dicopot dari kabinet Indonesia Kerja Jokowi.
Baca Juga: Innalillaahi, Penjaga Keamanan Israel Tembak Mati Wanita Palestina
Salah satu pegiat media sosial yang turut membagikan potongan video adalah Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter-nya @FerdinanHaean3 seperti dikutip Galamedia Minggu, 13 Juni 2021.
"Ngomongnya kasar tapi gak bisa mimpin orang, kata Pak @Pak_JK terkait sosok Rizal Ramli," demikian tulis Ferdinand dalam unggahannya.
Dalam video, JK mengungkapkan ihwal penolakan terhadap sosok Rizal Ramli dalam kabinet. Video tersebut merupakan potongan wawancara JK dengan wartawan senior Karni Ilyas dan tayang dalan kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Baca Juga: Spoiler Tokyo Revengers Episode 11: Perjuangan Hidup dan Mati Draken, Valhalla Muncul
"Kenapa menolak Rizal Ramli, oh ya dia itu tidak ngerti persoalannya, pekerjaan," kata JK dalam video.
"Yang kedua dianggap ini kita kebun binatang, kalau marah-marah sebut-sebut kucing lah, anjinglah semua orang," lanjut JK.
Sehingga kata JK, dengan alasan itu membuat Rizal Ramli tidak dapat diterima di pemerintahan.
"Jadi diboikot, jadi bukan diboikot, tidak diterima, jadi bagaimana mau menteri, menteri BUMN lagi, sama juga," jelas JK.
JK melanjutkan bahwa menurutnya Rizal Ramli mungkin saja pintas secara pengetahuan, namun tidak bisa memimpin orang.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 13 Juni 2021: Ibu Farah Buat Runyam Rumah Tangga Dewa-Nana
Ia mencontohkan beberapa pengalaman Rizal Ramli yang hanya menjadi menteri beberapa bulan saja.
"Jadi Rizal ini mungkin pintar, tapi tidak bisa pimpin orang. Zaman Gus Dur hanya sepuluh bulan jadi menteri, hanya dua bulan jadi Menteri Keuangan, menkonya pernah, zaman Jokowi pertama hanya sepuluh bulan, gak bisa, gak bisa pimpin orang," tegas JK.
"Ngomong banyak tapi tidak bisa pimpin orang, jadi orang semua lawan gitu kan," tambahnya.
Lantas JK menjelaskan bagaimana Rizal Ramli terkait dengan posisinya di pemerintahan Jokowi beberapa tahun yang lalu.
Baca Juga: Sebarkan Informasi Tak Akurat Soal Haji, Ferdinand Hutahaean Desak Wakil Ketua MPR Mundur
"Nah waktu zamannya Jokowi tidak pernah diperhitungkan juga, hanya karena kasihan menurut Luhut, boleh tanya Pak Luhut. Dia datangi terus, ya akhirnya jadi Menko lah, itupun hanya sepuluh bulan," beber JK.
JK menyebut, bahkan saat rapat yang diadakan oleh Rizal Ramli, para menteri di bawahnya, jarang yang hadir.
"Kalau mau rapat Menko, jarang mau hadir Menteri itu dibuat dia, tidak ada yang hadir kalau dia panggil rapat, hanya kirim Dirjennya saja, karena tidak bisa pimpin orang," ucapnya.
"Jadi ngomongnya besar, menganggap dirinya pintar, tapi tidak bisa pimpin orang. Nah itu," papar JK.
Baca Juga: Sikapi Lahirnya Pancasila, Bernas Gelar Seminar Kebangsaan
Lantas saat ditanya apa yang menyebabkan Rizal Ramli disebut tidak bisa memimpin, apakah karena gara-gara marah-marah atau karena tidak menguasai bidangnya?.
"Saya kira dua-duanya, Itu tidak mengerti persoalan dan marah-marah terus," jawab JK.
"Jadi untuk pertama kalinya saya melihat orang yang lobi kemana-mana, ngomong kemana-mana, mau jadi Menteri Keuangan, didemo katakanlah begitu," tandas JK.***
