GALAMEDIA - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tidak ingin memaksakan untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah tren kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Menurut Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, jika PTM dipaksakan, hal itu akan menjadi menjadi sebuah ironi.
"Jadi kalau pun pilihannya nanti ditunda, itu perlu ada pemahaman. Ini masalah waktu. Kita tidak mungkin memaksakan. Apalagi ada kekhawatiran muncul klaster sekolah. Jangan sampai nantinya malah saling menyalahkan," terang Ema saat meninjau uji coba PTMT di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Kota Bandung, Selasa, 15 Juni 2021.
Sebagai gambaran, menjelang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), 19 Juli 2021 mendatang, tren kasus Covid-19 di Kota Bandung cenderung meningkat.
Salah satu indikasinya adalah angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang bergerak di angka 90 persen mendekati 100 persen. Selain itu, sejumlah rumah sakit juga mulai penuh.
Ema mengatakan, sebelumnya Pemkot Bandung telah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota kepada seluruh rumah sakit untuk menambah ketersediaan tempat tidur.
"Bahkan Sabtu malam lalu, saya diperintahkan oleh wali kota untuk mendampingi gubernur berkunjung ke RSHS dan RSKIA. Kita melihat Ruang Kemuning di RSHS serta lantai 8, 10, dan 11 di RSKIA sudah mendekati 100 persen," katanya.