Network
GALAMEDIA - Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membuat kebijakan penghapusan fasilitas kartu kredit untuk komisaris hingga manajer di Pertamina.
Ahok juga menghapus gaji tambahan atau uang saku bagi petinggi di perusahaan energi pelat merah itu.
Namun alih-alih mendapat sambutan baik, kebijakan Ahok justru mendapat kritik bahkan cibiran.
Baca Juga: Guru dan Tenaga Kependidikan di Kota Cimahi Wajib WFH 75%
Anggota DPR RI Fraksi PAN, Eko Patrio sebelumnya menyinggung eks Gubernur DKI Jakarta itu dengan mengatakan jangan hanya mengurusi kartu kredit saja.
Eko menyoroti sejumlah masalah yang banyak terjadi di Pertamina bahkan BUMN secara umum.
"Tetapi tentu menurut saya tantangan yang lebih penting adalah mendorong efisiensi yang fundamental di tubuh Pertamina. Komisaris semestinya jangan hanya menyerempet soal kartu kredit yang jumlahnya belum tentu signifikan bagi operasional perusahaan,” ujarnya.
Baca Juga: Italia vs Swiss, Kemenangan Gli Azzurri Dibayar Mahal, Chiellini Cedera Paha
“Tapi coba tunjukkan dan buktikan langkah efisiensi apa saja yang berhasil dicapai, terutama setelah pembentukan sub-holding di Pertamina. Coba tunjukkan berapa persen efisiensi yang berhasil diraih dan dampaknya terhadap profitabilitas perusahaan," lanjut Eko, Rabu (16 Juni 2021).
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid menyebut kebijakan Ahok terlalu remeh temeh.
Ia menyarankan agar Ahok membuat gebrakan dan kebijakan yang besar ketimbang mengurusi persoalan yang disebutnya ecek-ecek.
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 17 Juni 2021: Alya-Bu Farah Siapkan Rencana Baru, Dewa Terjebak
"Bongkar saja megakorupsi proyek atau mafia migas yang menggurita, yang membuat harga BBM kita mahal dan Pertamina tidak efisien," ungkapnya kemarin.
Sejumlah politikus Tanah Air juga menyoroti ihwal kebijakan Ahok yang dinilai hanya sebatas pencitraan.
Bahkan tak sedikit yang mengaitkan langkah Ahok itu dengan tahun politik. Kritik terhadap kebijakan Ahok terus mengalir. Menanggapi itu, politikus PDIP, Ruhut Sitompul turut angkat bicara.
Ia menilai para pengkritik seharusnya malu dengan sukses Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Baca Juga: Resmi Jadi Kapolres Garut, Wirdhanto Hadicaksono Siap Berantas Aksi Premanisme
Ruhut juga menyinggung soal fitnah hingga SARA yang sebelumnya ditujukan pada Ahok saat akan menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Pada galau nie BSH, kadrun-kadrun, Ahok sukses sebagai Komisaris Utama mengangkat citra Pertamina. Sudahlah mestinya kalian malu melihat prestasi Ahok," cuitnya melalui akun Twitter, Kamis (17 Juni 2021).
"Cukuplah SARA, fitnah, ujaran kebencian dan teror yang kalian lakukan menggagalkan Ahok kembali menjadi Gubernur DKI, MERDEKA," pungkasnya.***
