Sebut Jokowi dan Prabowo Tak Paham Demokrasi, Rocky Gerung: Karena Tolak Oposisi

- 23 Juni 2021, 11:46 WIB
Pengamat Politik Rocky Gerung.
Pengamat Politik Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

GALAMEDIA - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti isu wacana presiden tiga periode yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.

Dengan tegas, Rocky menyatakan logika pengusung Jokowi-Prabowo (Jokpro) 2024 tersebut dungu.

Pendapat tadi disampaikan Rocky dalam tayangan video yang diunggah kanal YouTube Refly Harun, Selasa (22 Juni 2021).

Baca Juga: Puluhan ASN Kota Hujan Terpapar Covid-19, Christ Wamea Sindir Wali Kota Bogor Tak Mampu Atasi Covid

Ia menilai bersatunya Jokowi dan Prabowo bisa menjadi satu paket menuju keberadaan partai tunggal.

"Ini satu paket yang terdampak politik ke partai tunggal atau ya dua partai. Ide presidential threshold sudah diterangkan oleh banyak pihak baik oleh sipil atau pakar, tapi masih ngotot.”

“Ada desain politik melalui Mahkamah Konstitusi untuk menetapkan Indonesia hanya diisi dua parpol," terangnya seperti dikutip Galamedia dari Kanal Youtube Refly Harun.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Demokrasi Era Jokowi Adalah Demokrasi Kriminal dan Otoriter

Rocky juga menyebut Jokpro memiliki ide konyol karena keinginannya menyatukan Jokowi dan Prabowo dalam Pilpres 2024 mendatang.

Pasalnya, menurutnya Prabowo dan Jokowi seharusnya dipisahkan.

"Jokpro itu ide konyol, karena seolah-olah idenya itu Jokowi dan Prabowo itu memecah belah bangsa, kan mestinya dipisahkan," katanya.

Rocky juga menyebut pengusung Jokpro tidak paham konsekuensi dari usulan tersebut.

Baca Juga: Ungkap Kebusukan di Balik Ide 3 Periode, Rocky Gerung: Semacam Kertas Permen yang Dibungkus Sedemikian Rupa

"Logika betul-betul dungu, gak ngerti konsekuensi. Lain lagi kalau dua orang bermutu itu menghasilkan demokrasi," terangnya.

Pengamat politik yang kerap disebut Presiden Akal Sehat ini pun mengomentari sikap Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, Jokowi tidak paham demokrasi karena menolak oposisi.

"Kan jelas Pak Jokowi di dalam periode 10 tahun ini memerosotkan demokrasi, ngapain perpanjang tiga periode. Jokowi tidak paham demokrasi karena beliau menolak oposisi," tegasnya.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 23 Juni 2021: Nana Berhasil Kabur, Dewa Jebak Kevin

Sama halnya dengan Jokowi, Prabowo disebutnya tidak paham demokrasi. Rocky menyayangkan Prabowo yang masuk ke dalam lingkaran kekuasaan.

"Prabowo paham demokrasi, tapi dia menerima tawaran masuk ke dalam kekuasaan dengan alasan memperbaiki bangsa. Padahal bisa dari luar supaya ada balancing. Pak Prabowo akhirnya tidak paham demokrasi karena menganggap opisisi tak diperlukan," paparnya.

Baca Juga: Jenazah Penderita Covid-19 yang Viral Akibat Digeletakkan di Depan Rumah Akhirnya Dievakuasi Hari Ini

Walaupun isu Jokpro 2024 ramai diperbincangkan, Rocky menganggap persatuan tersebut bukan hal serius. Ia mengatakan, publik juga hanya akan menganggapnya sebagai lelucon.

"Dua orang yang tak paham demokrasi dipersatukan oleh orang yang cuma paham amplop. Ini gilanya. Saya gak anggap hal serius, karena publik menganggap lelucon," ujarnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x