Petani Milenial Kantongi Rp27,5 Juta Saat Panen Perdana Jagung Hibrida

- 24 Juni 2021, 09:35 WIB
Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat saat menghadiri panen jagung hibrida petani milenial binaan Dinas TPH di lahan Satpel Cikadu Balai Benih Holtikultura (BBH) Dinas TPH Jabar, Kabupaten Cianjur, Selasa 22 Juni 2021.
Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat saat menghadiri panen jagung hibrida petani milenial binaan Dinas TPH di lahan Satpel Cikadu Balai Benih Holtikultura (BBH) Dinas TPH Jabar, Kabupaten Cianjur, Selasa 22 Juni 2021. /Dinas TPH Jabar/



GALAMEDIA - Empat petani milenial memanen jagung hibrida di lahan Satpel Cikadu Balai Benih Holtikultura (BBH) Dinas TPH Jabar, Kabupaten Cianjur, Selasa 22 Juni 2021.

Mereka dalah petani binaan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dinas TPH) Provinsi Jawa Barat (Jabar)

Kepala Dinas TPH Jabar Dadan Hidayat menjelaskan, setiap petani milenial menggarap lahan seluas satu hektare untuk komoditas jagung hibrida.

Penanaman jagung dilakukan pada 26 Februari 2021. Ini menjadi panen pertama bagi petani milenial binaan Dinas TPH Jabar.

Baca Juga: Jokowi Sentil Perdebatan Soal Lockdown dan PPKM Mikro: Keduanya Sama, Jangan Dipertentangkan!

"Hasil panen dibeli oleh PT Crowde Membangun Bangsa. Karena selain melakukan pembinaan dan pelatihan, kami lebih dulu mencari offtaker, meminjamkan lahan, dan mempermudah mereka mengakses permodalan di perbankan," kata Dadan di Kantor Dinas TPH Jabar, Kota Bandung, Rabu 23 Juni 2021.

Dadan melaporkan, satu hektare lahan menghasilkan 5,5-6 ton jagung hibrida.

Harga jagung hibrida berada di angka Rp5.000 per kilogram. Jika ditotalkan, setiap petani milenial mampu mendapatkan Rp27,5 juta.

Sebelum membudidayakan jagung hibrida, petani milenial menjalani proses seleksi secara luring dengan melibatkan kepala desa di Kecamatan Cikadu dan Dinas TPH Kabupaten Cianjur.

Menurut Dadan, ada 116 petani milenial yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, hanya empat petani milenial yang memenuhi syarat, seperti usia 19-39 tahun dan lolos BI Checking.

Baca Juga: Kejagung Lelang aset 17 Kapal Milik Tersangka Asabri, Harga Mulai Rp1 Miliar

"Pemilihan komoditas jagung disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Saat ini, Jabar saja membutuhkan 3 juta ton jagung setiap tahun," ujarnya.
 
"Namun, hanya bisa memenuhi sekitar 1,5 ton jagung. Dari situ, kami melihat potensi pasar jagung terbilang besar," ucapnya.

Selain pembinaan dan pendampingan, petani milenial komoditas jagung mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dalam usaha tani.

Mereka dilatih bagaimana membudidayakan jagung dengan benar dan merespons permasalahan yang ada selama proses budidaya.

Baca Juga: Penelitian Oxford: Dua Vaksin Ini Ampuh Lawan Varian Delta Covid-19

Dadan menuturkan, selain untuk meregenerasi petani dan mengubah wajah pertanian menjadi lebih segar, pihaknya berupaya menciptakan wirausaha baru di bidang pertanian.

"Setelah memanen hasilnya, mereka tentu mengetahui banyak hal tentang cara membudidayakan jagung hibrida dengan baik dan termotivasi untuk kembali memanen jagung secara mandiri," tuturnya.

Salah satu petani milenial binaan Dinas TPH Jabar, Abdul, mengatakan bahwa banyak pelajaran dan pengalaman yang ia dapatkan selama membudidayakan jagung, seperti menghadapi serangan ulat grayak.

Baca Juga: Penelitian Oxford: Dua Vaksin Ini Ampuh Lawan Varian Delta Covid-19

"Saya juga jadi tahu bagaimana menanam jagung dengan baik dan benar, seperti jarak tanam tidak boleh terlalu rapat. Jika terlalu rapat, itu akan berpengaruh pada hasil panen," ucapnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x