Utang RI Lampaui Batas IMF, Muhammadiyah Sebut Tiga Dampak yang Akan Terjadi, Apa Saja?

- 25 Juni 2021, 07:48 WIB
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas /pikiran rakyat/

GALAMEDIA - Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menyoroti utang Indonesia yang diperkirakan semakin membengkak saat ini.

Anwar khawatir utang Indonesia semakin tak terbendung lagi. Oleh karena itu, dia meminta hal ini harus diperhatikan dan jangan dijadikan masalah yang sepele.

"Masalah ini tidak boleh dianggap enteng, tetapi harus menjadi concern atau perhatian kita semua," kata Anwar Abbas kepada wartawan dikutip Galamedia, Jumat, 25 Juni 2021.

Menurutnya, jika Indonesia tidak mampu membayarkan utang-utangnya suatu saat akan menimbulkan dampak yang lebih besar bagi negara.

Baca Juga: Kerumunan Simpatisan HRS di PN Jaktim Disorot, Husin Alwi: Menurut Ane Ini Zalim!

"Kalau Indonesia nanti ternyata memang tidak mampu membayar utang, maka hal demikian akan menimbulkan dampak dan masalah besar bagi bangsa," tuturnya.

Lebih lanjutnya, Anwar mengatakan ada tiga masalah yang kemungkinan muncul saat Indonesia tak bisa membayarkan utangnya.

Masalah pertama yang kemungkinan muncul yaitu Indonesia tak bisa dipercaya lagi oleh negara lain terutama negara maju.

Selanjutnya, imbas dari ketidakpercayaan ini memungkinkan investor tidak mau datang ke Indonesia untuk menanam modal.

Baca Juga: Dikontrak Aramco Selama 3 Tahun, Valentino Rossi Bakal Bawa VR46 ke MotoGP

Terakhir, kemungkinan Indonesia tak dilibatkan lagi dalam setiap pengambilan keputusan dari suatu masalah.

Tak hanya itu, lebih parahnya lagi ekonomi dan poltik dalam negeri bisa saja terganggu.

Oleh karena itu, Anwar meminta para ahli bidang ekonomi dan politik segera membahas hal ini dan menemukan solusi yang tepat.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengatakan utang pemerintah melampaui rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF). Hal tersebut karena dampak pandemi yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan laporan tersebut, rasio debt service terhadap penerimaan sebesar 46,77 persen melampaui rekomendasi IMF sebesar 25-35 persen.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Masih Berstatus Zona Merah

Selain itu rasio utang terhadap penerimaan sebesar 369 persen dan melampaui rekomendasi IDR sebesar 92-167 persen serta melampaui rekomendasi IMF sebesar 90-150 persen.

Indikator kesinambungan fiskal 2020 sebesar 4,27 persen juga sudah melampaui batas yang direkomendasikan The International Standards of Sumpreme Audit Institutions (ISSAI) 54411 - Dept indicators di bawah 0 persen.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x