Pandemi Berkepanjangan Sebabkan Utang Negara Meledak, Dikhawatirkan Berdampak pada Nasib BUMN

- 1 Juli 2021, 21:36 WIB
 Ketua Alumni Muda Unpad, Fuad Rinaldi (kiri)./dok.istimewa
Ketua Alumni Muda Unpad, Fuad Rinaldi (kiri)./dok.istimewa /

GALAMEDIA - Di tengah kondisi ekonomi bangsa selama 2 tahun berlangsungnya pandemi Covid-19, situasi ekonomi belum menunjukkan ada tanda-tanda perbaikan yang lebih terasa untuk masyarakat.

Ketua Alumni Muda Unpad, Fuad Rinaldi menilai, menggilanya virus corona ini, terjadi karena pemerintah tidak melakukan tindakan preventif yang cukup serius.

Sehingga pendemi pun kini sulit untuk diukur kapan selesainya

"Lalu berbicara soal perekonomian kita, selama pandemi ini berlangsung kita harus menjadi khawatir bahwa negara kita telah masuk dalam posisiresesi," katanya.

"Karena ketika dua kwartal berturut tingkat pertumbuhan ekonomi kita minus, maka suatu negara dapat dikatakan telah masuk pada resesi ekonomi. Di tengah kita dihadapkan oleh resesi ekonomi yang nyata," ungkap dia di Kota Bandung, Kamis, 1 Juli 2021.

Baca Juga: PPKM Mikro Darurat Jawa-Bali, Ketua DPW PKS Jabar: Selama Tak Tegas, Sulit Diharapkan Kemajuannya

Seperti diketahui, BPK mengeluarkan rilis terbarunya tentang utang yang harus menjadi concern pemerintah.

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan per April 2021, utang pemerintah menyentuh angka 6.527,29 triliun atau 41,18 persen PDB.

Walaupun dalam ketentuan UU Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003 batas rasio utang terhadap PDB adalah sebesar 60 persen, posisi utang pemerintah Indonesia saat ini boleh dibilang cukup mengkhawatirkan.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x