Jokowi mengatakan bahwa dirinya terbuka terhadap kritik hingga pernah mengatakan bahwa dirinya rindu di demo.
Baca Juga: Klaim Gibran Dibantah Anak Buahnya, Solo Masih Alami Krisis Oksigen
Namun kenyataannya, setiap ada yang mengkritik pemerintahan Jokowi akan selalu disebut sebagai serangan digital pada dirinya.
Sebagai contoh, kritik yang dilayangkan oleh BEM UI dan BEM KM Unnes. Keduanya kini menjadi korban serangan digital dan mendapat panggilan rektorat karena mengkritik Jokowi.
Kedua, presidennya memakai baju adat, tetapi di negaranya masyarakat adat malah dikriminalisasi.
Setidaknya, sudah terjadi 51 kriminalisasi terhadap masyarakat adat sepanjang 2019, termasuk penangkapan tokoh adar Laman Kinipan, Effendi Buhing pada 2020.
Ketiga, presiden bilang A, jajarannya malah B.
Sebagai contoh adalah pada kasus Tes Wawasan Kebangsaan pegawai KPK. Beberapa kali instruksi Presiden Jokowi hanya dianggap sebagai angin lalu lantaran jajarannya tidak pernah menjalani instruksi Jokowi.
Hingga saat ini, nasib 51 dari 75 pegawai KPK tetap dicoret usai dinyatakan tidak lolos dalam TWK. Bahkan wakil ketua KPK menyatakan jika ke-51 pegawai tersebut sudah 'dimerahkan'.