Bikin Ngeri! Sekjen WHO: Saat Api Olimpiade Padam, Lebih Dari 100 Ribu Orang Akan Meninggal Dunia

- 21 Juli 2021, 21:39 WIB
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /Instagram.com/@drtedros

 

GALAMEDIA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan pernyataan mengerikan terkait Olimpiade Tokyo yang berakhir pada 8 Agustus 2021.

Tedros menyebutkan bakal ada 100 ribu kematian baru akibat Covid-19 di dunia usai perhelatan Olahraga tingkat dunia tersebut.

"Pada saat api Olimpiade padam tanggal 8 Agustus, lebih dari 100 ribu orang akan meninggal dunia," ucap Tedros dalam acara pembukaan Olimpiade Tokyo, sebagaimana dilansir di situs resmi WHO, Rabu, 21 Juli 2021.

Dalam kesempatan itu, Tedros mengungkapkan hingga saat ini sudah lebih dari 4 juta orang yang meninggal akibat infeksi Covid-19.

Dikatakan, banyak orang di dunia sakit dan lelah karena Covid-19. Tak hanya itu, mereka pun muak karena mata pencaharian mereka terenggut akibat pandemi.

Baca Juga: Pegawai Bergaji di Bawah Rp3,5 Juta di Wilayah PPKM Level 4 Dapat BLT Rp1 Juta

"Muak dengan penderitaan yang ditimbulkan, muak dengan pembatasan dan gangguan. Muak dengan kekacauan terhadap ekonomi dan masyarakat. Muak dengan awan gelap yang menutupi masa depan kita," katanya.

Setelah 19 bulan pandemi, menurutnya, kondisi dunia lebih parah ketimbang tahap awal gelombang infeksi Covid-19.

Meski program vaksinasi sudah menginjak tujuh bulan, lanjut dia, tetapi masih ada yang kesulitan mendapat vaksin, terutama negara miskin.

Tedros lalu menggambarkan hal tersebut dengan kobaran api yang disiram. "Jika Anda hanya menyiram satu bagian saja, sisanya akan tetap menyala. Bara dari satu api dapat dengan mudah memicu kobaran api lain yang lebih ganas di tempat lain," tuturnya.

Alih-alih dikerahkan secara luas untuk meredam pandemi, vaksin itu hanya berputar di tangan segelintir orang yang beruntung, untuk melindungi orang-orang paling istimewa, termasuk mereka yang berisiko paling rendah.

Baca Juga: Rektor UI Ari Kuncoro Diminta Membantu Kembalikan Kewarasan Bangsa: Lepaskan Salah Satu Jabatan!

"Sementara yang paling rentan, tidak terlindungi," kata Tedros.

Berdasarkan data WHO, sekitar 75 persen vaksin telah diberikan hanya di 10 negara. Di negara-negara berpenghasilan rendah, hanya 1 persen orang yang sudah menerima setidaknya satu dosis.

Angka itu jauh lebih kecil dibanding dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, yang tercatat setengah dari populasinya sudah divaksin.

"Kegagalan global untuk berbagi vaksin, tes, dan perawatan termasuk oksigen memicu pandemi menjadi dua jalur: yang kaya membuka diri, sementara yang miskin terkunci," kata Tedros.

Meski begitu WHO menargetkan setiap negara telah memvaksin penduduknya hingga 70 persen pada pertengahan tahun 2022.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x