Hindari Pegasus yang Mengerikan, Jokowi dan Pejabat Negara Sebaiknya Tak Gunakan WhatsApp

- 24 Juli 2021, 18:35 WIB
Dr. Pratama Persadha./dok.istimewa
Dr. Pratama Persadha./dok.istimewa /

GALAMEDIA - Pegasus kembali ramai diperbincangkan setelah laporan Amnesty Internasional bahwa ada sejumlah Presiden, Perdana Menteri dan Raja yang menjadi target dari malware buatan NSO, perusahaan asal Israel.

Salah satu yang menjadi perhatian internasional adalah info bahwa salah satu yang menjadi korban Pegasus adalah Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Laporan dari Amnesty International dan Citizen Lab, menyusul dugaan kebocoran data pada 50.000 target potensial alat mata-mata Pegasus NSO, termasuk didalamnya adalah 10 Perdana Menteri, 3 Presiden dan 1 Raja menjadi target Pegasus.

Sebelumnya juga ramai diberitakan bahwa Jamal Kashogi, jurnalis Saudi yang tewas juga menjadi target Pegasus.

Baca Juga: Update Covid: RI Catat 1.415 Kematian dalam Sehari, Konfirmasi Positif Naik Lagi Hingga 45.416 Kasus

Pegasus merupakan malware berbahaya yang bisa masuk ke gawai seseorang dan melakukan kegiatan surveillance atau mata-mata.

Pegasus sebenarnya merupakan sebuah "trojan" yang begitu masuk ke dalam sistem target, dapat membuka "pintu" bagi penyerang untuk dapat mengambil informasi yang berada di target. Lebih spesifik boleh dikatakan bahwa pegasus
merupakan sebuah spyware.

Dalam keterangannya, pakar keamanan siber, Dr. Pratama Persadha menjelaskan, malware seperti ini banyak juga di jual bebas di pasaran, bahkan ada beberapa yang bisa didapatkan dengan gratis.

Yang membedakan adalah teknik atau metode yang digunakan agar malware tersebut untuk dapat menginfeksi korban, serta teknik untuk menyembunyikan diri agar tidak dapat terdeteksi oleh anti virus maupun peralatan security dan juga teknik agar tidak dapat di tracking.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x