Istri Mantan Gubernur Jabar Minta Pemerintah Bangun Kepercayaan Publik dengan Kebijakan Konsisten

- 25 Juli 2021, 13:12 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani /Foto: dpr.go.id.



GALAMEDIA – Lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi di Indonesia hingga saat ini.

Atas dasar itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani mendorong pemerintah agar bersungguh-sungguh membangun kepercayaan publik dalam penanganan Covid-19.

Dia berpendapat, kepercayaan publik terhadap pemerintah masih kurang, padahal hal itu akan mempengaruhi keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.

“Kalau saya melihat trust level di masyarakat kita memprihatinkan karena salah satu keberhasilan penanganan pandemi ini ketika trust level kepada pemerintah tinggi,” katanya dalam diskusi virtual bertajuk ‘PPKM End Game’ Sabtu, 24 Juli 2021.

Baca Juga: Heran Stok Obat yang Dicari Jokowi Kosong, dokter Andi: 95 persen Pasien Covid-19 Tidak Perlu Obat Itu

Netty menambahkan, keberhasilan mengatasi Covid-19 ditentukan dengan kerjasama antar masyarakat dan pemerintah, sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.

“Kita sering teriak bahwa yang akan menentukan keberhasilan pandemi adalah skema kolaborasi. Enggak mungkin pemerintah sendiri,” jelasnya.

Kendati demikian, Netty juga sadar dengan faktor yang membuat publik kurang percaya dengan pemerintah.

Menurutnya, pemerintah kerap kali mengeluarkan kebijakan yang inkonsisten.

Baca Juga: Soroti Aksi Blusukan Jokowi ke Apotek, Guru Besar Unair: Ini Salah Satu Kekuatannya

“Misalnya saat pemerintah menetapkan pelarangan mudik, penerbangan dari luar negeri justru tidak ditutup. Kemudian itu memicu masyarakat bertanya," katanya.

"Masyarakat diketatkan, WNA bahkan pesawat charter dari India masuk. Ternyata warga negara India cari tempat aman dari tsunami pandemi di negaranya,” tuturnya.

Selain itu, politisi PKS ini mengingatkan agar pemerintah dapat mengorkestrasi kementerian dan lembaga sehingga bisa berjalan seirama.

“Begitu banyak tool dari Kementerian ini gambaran betapa ada sebuah orkestrasi yang harus seirama seiring, tidak bisa satu menyampaikan, satu menegasikan,” paparnya.

Baca Juga: Pelajar Antusias Ikuti Vaksinasi Covid-19, Itenas Dorong Realisasi Pembelajaran Tatap Muka

Sebagai contoh, ia mengambil permasalahan intesif Covid-19 yang baru-baru ini bermasalah.

“Seperti intensif nakes ini dicairkan, baik yang ter-registrasi di pusat maupun di daerah. Kalau pusat mungkin Kemenkes kalau daerah kita doronglah Kemendagri dengan pimpinan daerah,” pungkasnya.

Sebagai informasi, bedasarkan data pemerintah, per Sabtu, 24 Juli 2021, tambahan kasus positif Covid-19 ada 45.416 orang.

Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 3.127.826 sejak pertama kali diumumkan pada Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Minta Maaf, Fadli Zon: Kalau di Luar Negeri, Menteri Kesehatannya Mundur

Selanjutnya, pasien sembuh bertambah 39.767 orang. Sehingga total pasien sembuh menjadi 2.471.678 orang.

Sementara jumlah kematian juga bertambah sebanyak 1.415 pasien. Total kematian akibat Covid-19 hingga saat ini telah mencapai 80.598 jiwa. ***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x