China Kembangkan 110 Silo Rudal Nuklir di Dekat Xinjiang, AS Mulai Ketar-ketir

- 28 Juli 2021, 15:08 WIB
Pembangunan 100 Silo Rudal Nuklir China Buat AS Khawatir
Pembangunan 100 Silo Rudal Nuklir China Buat AS Khawatir /Xinhua

GALAMEDIA - Penelitian terbaru menduga China tengah membangun 110 silo rudal nuklir di gurun barat sebagai kontruksi paling luas.

Matt Korda dan Hans Kristensen yang mempelajari pembangunan senjata global untuk Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) di Washington, DC, mengatakan ladang rudal yang baru ditemukan di Hami, Xinjiang, tersebar di area seluas sekitar 308 hektar mil persegi.

Satu bulan sebelumnya, ladang rudal yang terletak 240 mil barat laut Yumen, provinsi Gansu ditemukan 120 pangkalan rudal yang sedang dibangun.

Ladang rudal tersebut ditemukan oleh para peneliti di Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) di California.

Dalam temuan mereka, Korda dan Kristensen memperkirakan bahwa pembangunan situs Hami dimulai pada bulan Maret, sekitar sebulan setelah pekerjaan diyakini telah dimulai di pangkalan Yumen.

Baca Juga: Harus Bayar Rp14,5 Miliar, Eks Mensos Juliari Batubara Dituntut 11 Tahun Penjara dan Denda Rp500 Juta

"Kubah lingkungan telah ditempatkan di setidaknya 14 silo, sementara persiapan sedang berlangsung di 19 pangkalan lainnya," ujar mereka dilansir NewsWeek.

"Konstruksi dan pengorganisasian silo Hami sangat mirip dengan 120 silo di lokasi Yumen, dan juga sangat mirip dengan sekitar selusin silo yang dibangun di area pelatihan Jilantai di Mongolia Dalam," sambungnya.

Menurut laporan tersebut, saat ini tercatat jumlah fasilitas peluncuran potensial mencapai 250.

Seperti situs di Yumen, analisis Korda dan Kristensen menemukan bahwa setiap silo nuklir berjarak 1,8 mil dari daratan kesamaan lain dalam pola grid.

"Saat ini belum diketahui apakah semua silo akan terisi," kata Kristensen, yang merupakan direktur proyek di FAS.

"Beberapa analis mendukung hipotesis 'permainan cangkang' sementara yang lain, termasuk pejabat yang telah kami ajak bicara, berasumsi bahwa silo pada akhirnya akan terisi," sambungnya.

Baca Juga: IndiHome Alokasikan Bantuan Hingga Rp420 juta di Kuartal II 2021 untuk Masyarakat Terdampak Pandemi

Permainan cangkang yang dimaksud yaitu mengacu pada strategi yang dikerahkan oleh Amerika Serikat selama perang dingin dengan China.

Penelitian FAS mencatat Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat China selama beberapa dekade telah mempertahankan sekitar 20 silo untuk ICBM DF-5 berkemampuan nuklir.

Ketika selesai, penambahan 250 pangkalan akan memberi China jumlah ICBM berbasis silo yang lebih besar daripada Rusia, dan menjadikan totalnya sekitar setengah ukuran kapasitas ICBM AS.

"Meskipun signifikan, bahkan ekspansi seperti itu masih tidak akan membuat China hampir setara dengan cadangan nuklir Rusia dan Amerika Serikat," tulis Korda dan Kristensen.

Namun, saat ini masih belum jelas apa rencana China dalam mengoperasikan ratusan silo rudal nuklir barunya.

Baca Juga: Indonesia Cetak Rekor Kematian Tertinggi di Dunia, PKS: Pemerintah Perlu Perhatikan Angka Kematian

“Pembangunan silo kemungkinan akan semakin memperdalam ketegangan militer, memicu ketakutan akan niat China, memperkuat argumen bahwa kontrol dan pembatasan senjata itu naif dan persenjataan nuklir AS dan Rusia tidak dapat dikurangi lebih lanjut tetapi harus disesuaikan untuk memperhitungkan membangun nuklir China," kata para peneliti.

Para peneliti dengan Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) memperkirakan sekitar 110 situs peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) sedang dibangun di dalam kotak berukuran sekitar 300 mil persegi.

Bersama dengan situs lain yang diketahui di China, jumlah silo ICBM negara itu mencapai sekitar 250, menurut laporan FAS yang diterbitkan pada 26 Juli 2021.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x