GALAMEDIA - Diplomat China mengkritik salah satu media barat yang dianggap telah memilih foto tak pantas dari salah satu atlet angkat besi China.
Diketahui Hou Zhihui berhasil memenangkan emas untuk China dalam kompetisi angkat besi di Olimpiade Tokyo pada hari Sabtu, 24 Juli 2021.
Kemenangan Hou Zihui lantas mendapat banyak sorotan dari media. Salah satunya media yang berbasi di Amerika Utara, Reuters.
Namun, Kedutaan Besar China di Sri Lanka mengecam Reuters karena dianggap telah menampilkan foto 'jelek' Hou dalam sebuah artikelnya.
Diketahui Hou Zhihui berhasil memenangkan emas untuk China dalam kompetisi angkat besi di Olimpiade Tokyo pada hari Sabtu, 24 Juli 2021.
Kemenangan Hou Zihui lantas mendapat banyak sorotan dari media. Salah satunya media yang berbasi di Amerika Utara, Reuters.
Namun, Kedutaan Besar China di Sri Lanka mengecam Reuters karena dianggap telah menampilkan foto 'jelek' Hou dalam sebuah artikelnya.
Baca Juga: Tagar #JagaPDKawalDemokrasi Bergema, Kebenaran Ramalan Joyoboyo Mulai Terkuak
Kecaman itu disampaikan Kedutaan Besar China di Sri Lanka melalui cuitan di akun Twitter resminya.
Dilansir dari Daily Mail, kedubes China menuduh Reuters menempatkan 'politik dan ideologi di atas olahraga' dan menyebut 'Tidak tahu malu' pada media tersebut.
Para diplomat melalui media China yang dikelola pemerintah Global Times mengecam agensi media tersebut karena kurangnya rasa hormat terhadap semangat Olimpiade.
Foto tersebut memperlihatkan atlet angkat besi berusia 24 tahun itu terlihat sedang berusaha keras mengangkat barbel seberat 49kg.
"Di antara semua foto pertandingan, Reuters telah memilih yang ini, yang hanya menunjukkan betapa jeleknya mereka," cuit Kedutaan Besar China di Sri Lanka.
'Jangan menempatkan politik dan ideologi di atas olahraga, dan menyebut diri Anda sebagai organisasi media yang tidak memihak. Tak tahu malu. Hormati semangat Olimpiade.'
Kecaman itu disampaikan Kedutaan Besar China di Sri Lanka melalui cuitan di akun Twitter resminya.
Dilansir dari Daily Mail, kedubes China menuduh Reuters menempatkan 'politik dan ideologi di atas olahraga' dan menyebut 'Tidak tahu malu' pada media tersebut.
Para diplomat melalui media China yang dikelola pemerintah Global Times mengecam agensi media tersebut karena kurangnya rasa hormat terhadap semangat Olimpiade.
Foto tersebut memperlihatkan atlet angkat besi berusia 24 tahun itu terlihat sedang berusaha keras mengangkat barbel seberat 49kg.
"Di antara semua foto pertandingan, Reuters telah memilih yang ini, yang hanya menunjukkan betapa jeleknya mereka," cuit Kedutaan Besar China di Sri Lanka.
'Jangan menempatkan politik dan ideologi di atas olahraga, dan menyebut diri Anda sebagai organisasi media yang tidak memihak. Tak tahu malu. Hormati semangat Olimpiade.'
Baca Juga: Sebut Indonesia Semakin 'Menakutkan' bagi Dunia, Fadli Zon: Tingkat Kepercayaan Pengendalian Covid-19 Rendah
Saluran untuk Partai Komunis China, Global Times dengan cepat memposting ulang tweet tersebut dan menuliskan pesan kedutaan: 'Tolong hormati semangat Olimpiade Reuters!'
Cuitan itu mendapat berbagai reaksi publik. Terlihat beberapa warganet ada yang terlihat pro dan kontra.
"Lihat betapa jahatnya mereka, tidak menghormati Hou sama sekali," kata seorang pengguna Twitter.
Pengguna Twitter lainnya mengatakan mereka merasa terkejut gambar itu dianggap oleh kedutaan sebagai 'jelek' atau tidak pantas.
"Saya tidak melihat sesuatu yang jelek. Hanya kemenangan yang percaya diri dan melelahkan," salah satu tweeted.***
Saluran untuk Partai Komunis China, Global Times dengan cepat memposting ulang tweet tersebut dan menuliskan pesan kedutaan: 'Tolong hormati semangat Olimpiade Reuters!'
Cuitan itu mendapat berbagai reaksi publik. Terlihat beberapa warganet ada yang terlihat pro dan kontra.
"Lihat betapa jahatnya mereka, tidak menghormati Hou sama sekali," kata seorang pengguna Twitter.
Pengguna Twitter lainnya mengatakan mereka merasa terkejut gambar itu dianggap oleh kedutaan sebagai 'jelek' atau tidak pantas.
"Saya tidak melihat sesuatu yang jelek. Hanya kemenangan yang percaya diri dan melelahkan," salah satu tweeted.***