Jokowi Sebut Bencana Alam di Indonesia Tak Hanya Terus Meningkat Bahkan Melompat

- 30 Juli 2021, 20:07 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo /Youtibe/infoBMKG/

 


GALAMEDIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Indonesia kerap mengalami multi bencana dalam waktu bersamaan.

Di sisi lain, jumlah kejadian bencana geo-hidrometeorologi meningkat setiap tahun. Frekuensi dan intensitasnya juga terus meningkat, bahkan melompat.

Disebutkan, misalnya gempa bumi, pada kurun waktu tahun 2008 – 2016, rata-rata 5.000 – 6.000 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 7.169 kali dan pada tahun 2019 jumlahnya meningkat signifikan menjadi lebih dari 11.500 kali.

“Dengan tantangan yang semakin meningkat, maka kita harus meningkatkan ketangguhan kita dalam menghadapi bencana, menguatkan manajemen penanganan bencana, dan meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi dan memitigasi bencana untuk mengurangi risiko korban jiwa, kerusakan, dan kerugian harta benda,” pesan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional (Rakorbangnas) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tahun 2021, di Istana Merdeka Jakarta, Kamis, 29 Juli 2021.

Baca Juga: KPP Madya Bandung Inisiasi Program Penyediaan Sukarelawan Plasma Darah Konvalesen

Jokowi juga meminta BMKG bukan hanya menyampaikan informasi cuaca, iklim, gempa, dan tsunami yang lebih cepat dan dengan jangkauan yang lebih luas pada masyarakat, tetapi bersinergi bersama BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengedukasi masyarakat bagaimana bersiap menghadapi bencana.

Masyarakat juga perlu diedukasi untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang benar, yang disediakan oleh sumber-sumber resmi, sehingga tidak mudah terjebak pada kabar dan berita-berita bohong.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan laporan tentang kegiatan Rakorbangnas BMKG tahun 2021 yang mengusung tema info BMKG kawal Indonesia Tangguh, Indonesia tumbuh.

“Berdasarkan monitoring BMKG, fenomena cuaca iklim dan tektonik di Indonesia cenderung makin dinamis, tidak pasti dan ekstrem sehingga risiko kejadian multi bencana geo hidrometeorologi makin meningkat,” kata Dwikorita.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x