Varian Delta Plus Sedang Naik Daun, Zubairi Djoerban: Khawatir Tak Mempan dengan Obat antibodi Monoklonal

- 1 Agustus 2021, 16:23 WIB
Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban.
Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban. /Instagram.com/@profesorzubairi.

"Contoh paling gampang adalah Amerika, yang notabene 50 persen lebih warganya sudah divaksinasi. Apa yang terjadi di Amerika? Ketika vaksinasi masif, kasusnya memang turun drastis. Tapi kemudian naik lagi," ujarnya.

Sekarang, lanjut dia, jumlah kasus baru di Amerika dalam seminggu terakhir, menempati posisi pertama dunia—meski sudah melakukan vaksinasi lebih dari 50 persen warganya.

"Apakah naiknya kasus Covid-19 di Amerika karena Delta Plus? Belum ada informasi soal itu. Yang jelas, varian Delta yang diketahui saat ini lebih menular dari virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman, dan cacar. Demikian kata CDC," sebutnya.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo Lapor Jokowi Minta Puan Maharani, Airlangga, Cak Imim di Rumah Aja, Netizen: Ganjar Ada di Bogor

"Lalu, apa yang harus dikhawatirkan dari Delta Plus ini?" katanya.

Ia mengatakan, hal yang sebenarnya menjadi isu para ahli adalah kekhawatiran Delta Plus yang bisa mengganggu pengobatan untuk pasien Covid-19--yang membutuhkan terapi obat antibodi monoklonal.

"Antibodi monoklonal ini bagus banget dan bisa selamatkan nyawa pasien Covid-19. Sebab itu obat ini mendapat izin emergency use authorization."

"Nah, varian Delta Plus ini dikhawatirkan tidak mempan dengan obat antibodi monoklonal sehingga akan mengurangi hasil pengobatannya," tandasnya.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x