Muslim Rohingya Menjerit, Kamp Pengungsian Dihantam Hujan Monsur hingga Picu Banjir Bandang dan Longsor

- 2 Agustus 2021, 11:51 WIB
Banjir dan tanah longsor yang melanda perbatasan Bangladesh dan Myanmar pada Jumat, 30 Juli 2021 akibatkan banjir yang hanyutkan kamp pengungsi Rohingya
Banjir dan tanah longsor yang melanda perbatasan Bangladesh dan Myanmar pada Jumat, 30 Juli 2021 akibatkan banjir yang hanyutkan kamp pengungsi Rohingya //www.rfi.fr/

GALAMEDIA - Kamp Pengungsian muslim Rohingya tergusur oleh hujan monsun yang lebat sehingga memicu tanah longsor dan banjir bandang pada Jumat, 30 Juli 2021.

PBB dan pejabat lainnya mengatakan curah hujan lebat lebih lanjut diperkirakan akan terjadi.

"Sedikitnya enam Rohingya, termasuk tiga anak-anak, tewas dalam tanah longsor dan banjir sementara 15 warga Bangladesh tewas dan lebih dari 200.000 orang terdampar akibat banjir di Cox's Bazar," kata Mamunur Rashid, administrator distrik dilansir Al Jazeera.

Hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak di distrik perbatasan Cox's Bazar.

Baca Juga: PPKM Level 4 yang Berakhir Hari Ini, Ahli Epidemiologi: Perlu Dilanjutkan, Kasus Penularan Belum Terkendali

Pemukiman terbesar di dunia ini dibentuk setelah melarikan diri dari tindakan keras militer di negara tetangga Myanmar pada 2017.

Para pengungsi kebanyakan tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari bambu dan lembaran plastik yang menempel di bukit-bukit terjal dan gundul.

“Ini seperti mimpi buruk,” kata Rohingya Rokeya Begum.

“Saya belum pernah melihat banjir seperti itu di kamp-kamp selama empat tahun. Ketika air datang, tidak ada seorang pun dari keluarga saya di rumah yang membantu. Saya sendirian tetapi saya bisa membawa barang-barang saya ke tempat yang lebih aman. Sekarang saya tinggal dengan keluarga lain," sambungnya.

Baca Juga: Arab Saudi Hukum Berat Warganya yang Masuk Wilayah RI, Rachland Nashidik: Raja Salman Begini, Demi Melindungi

Menurut Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 21.000 pengungsi dan hampir 4.000 tempat penampungan telah rusak dan hancur.

Dikatakan lebih dari 13.000 orang terpaksa pindah di kamp-kamp, sementara ribuan fasilitas rusak.

Termasuk klinik kesehatan dan toilet. Akses terhambat karena rusaknya jalan, jalur dan jembatan.

“Hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama beberapa hari ke depan, dan dengan demikian, tantangan kemungkinan akan meningkat,” kata Manuel Marques Pereira, wakil kepala misi di Bangladesh untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB.

Baca Juga: Bakal Tambah Utang Negara hingga Rp515,1 Triliun, Pegiat: Prestasi Jokowi Ngutang di Tengah Pandemi

“Meskipun beberapa tindakan pengurangan risiko bencana telah diterapkan, kemacetan kamp, hujan yang berlebihan dan kualitas tanah yang buruk, membuat sangat sulit untuk mengatasi elemen-elemen tersebut,” tambahnya.

Kematian akibat tanah longsor yang dipicu hujan sering terjadi di wilayah perbukitan tenggara Bangladesh selama musim hujan yang umumnya berlangsung antara Juni dan September.

Setidaknya 149 orang tewas dalam tanah longsor di distrik Chattogram, Cox's Bazar, Rangamati dan Bandarban pada Juni 2017.

Baca Juga: PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Legislator PDIP: Terserah Jokowi Mau Perpanjang atau Tidak

Lebih dari 120 lainnya tewas di Chattogram saja pada bulan Juni 2007 karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan monsun.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x