"Misalnya, China dari minus 6,8 menjadi 18,3 persen. Amerika dari minus 9 menjadi 12,2 persen, dan Singapura minus 13,3 menjadi 14 persen," paparnya.
Baca Juga: Pinangki Sirna Malasari Akhirnya Resmi Dipecat!
Sebagaimana diketahui, pada kuartal II tahun 2020 lalu, ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 5,32 persen.
Kendati demikian, ia sadar bahwa perekonomian Tanah Air tidak bisa dibandingkan secara apple to apple dengan negara lain khususnya tiga negara di atas.
Tapi, ia juga melihat berbagai upaya dari negara lain untuk memulihkan ekonomi bisa lebih maksimal dalam momentum low base effect yang sama, yaitu kuartal II tahun 2021 dibanding kuartal II tahun 2020.
Sehingga ia mengatakan tidak perlu terlalu berbangga dengan fenomena ini.
"Jadi kita tidak perlu terlalu berbangga ketika memang fenomena low base effect ini terjadi, karena negara lain mengalami yang sama. Cuma perbedaannya berapa besar prosenstase dari low base effect sebagai sumbangan dari pertumbuhan ekonomi, itu yang menarik," pungkasnya.***