Pemerintah Klaim Ekonomi RI Tumbuh 7 persen, Refrizal: Kalau benar, Jokowi Layak jadi Presiden Seumur Hidup

- 8 Agustus 2021, 13:08 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi /PIXABAY/geralt



GALAMEDIA - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Refrizal turut menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 yang mencapai 7 persen.

Menanggapi kabar baik tersebut, Refrizal lantas berharap agar kabar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik 7 persen ini bukanlah sebuah prank.

Hal tersebut disampaikannya melalui akun Twitter pribadinya @refrizalskb pada Sabtu, 7 Agustus 2021.

“Mudah2an pertumbuhan Ekonomi Indonesia 7 persen TIDAK PRANK?," tulisnya dilansir Galamedia dari akun Twitter @refrizalskb pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo Desak TNI Turunkan Baliho Politik: Tak Etis, Jokowi Masa Jabatannya Masih Lama!

Lantas anggota DPR RI tersebut meanyakan apakah sosok Jokowi pantas menjadi seorang presiden seumur hidup.

"Dan Jokowi layak diusulkan jadi Presiden se umur hidup?” tanyanya.

Dalam unggahan lainnya, Refrizal kembali mengsulkan apakah Jokowi layak menjadi presiden seumur hidup.

Pasalnya,  pertumbuhan ekonomi Indonesia 7 persen baru didapat pada pemerintahan saat ini.

“Ekonomi tumbuh 7 persen tertinggi masa Pemerintahan Jokowi. Kalau benar? Jokowi layak jadi presiden seumur hidup,” ujarnya.

Baca Juga: Sempat Menghilang Karena Video Vulgar, Adhisty Zara Kembali Aktif di Medsos, Ernest: Belajar dari Kesalahan!

Seperti diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 yang mencapai 7,07 persen (yoy) menunjukkan bahwa arah dan strategi pemulihan sudah benar.

“Triwulan II menunjukkan arah pemulihan sudah benar, strategi pemulihan sudah benar, dan mulai menghasilkan dampak atau hasilnya,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan hal ini ditandai dengan pulihnya seluruh mesin penggerak ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga tumbuh 5,59 persen, investasi 7,6 persen, ekspor 31,8 persen, konsumsi pemerintah 8,1 persen, dan impor 31,2 persen.

Baca Juga: Puji Hobi SBY Beradab dan Berbudaya, Fadli Zon: Semoga Bisa Diikuti Mantan Presiden Selanjutnya

Kemudian juga manufaktur tumbuh 6,6 persen, perdagangan 9,4 persen, konstruksi 4,4 persen, pertambangan 5,2 persen, transportasi 25,1 persen, serta akomodasi makan dan minum 21,6 persen.

“Ini menggambarkan seluruh sektor bergeliat dan berfungsi. Sebagian adalah karena policy dari pemerintah yang terus melakukan intervensi dari sisi demand dan supply,” ujarnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan salah satu kebijakan pemerintah yang menunjang pertumbuhan baik konsumsi dan sektor manufaktur adalah relaksasi PPnBM sehingga pada akhirnya memberi dampak luar biasa pada realisasi triwulan II.

Baca Juga: Dulu Kritik, Ketua PP GP Ansor Akhirnya Akui Kehebatan SBY: Ternyata Semua Pemimpin Akan Begitu

Selain itu berbagai bantuan sosial dari pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun turut meminimalisir dampak pandemi terhadap masyarakat terutama bagi kelompok menengah dan bawah.

Menurutnya, bansos yang diberikan pemerintah mampu menekan tingkat kemiskinan maupun tingkat pengangguran agar tidak melonjak terlalu tinggi sehingga mampu mempengaruhi dari sisi demand.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x