34 TKA China Masuk Indonesia dengan Alasan ITAS, Politisi PKS: WNI Punya KTP Tapi Tetap Diminta Stay At Home!

- 10 Agustus 2021, 19:21 WIB
Ilustrasi masuknya 34 TKA China ke Indonesia
Ilustrasi masuknya 34 TKA China ke Indonesia /PMJ News

GALAMEDIA - Sebanyak 34 Tenaga Kerja Asing (TKA) China kembali masuk ke Indonesia di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Bukan hanya kali ini saja TKA China melenggang bebas masuk ke Indonesia selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Beberapa waktu lalu, tepat hari pertama PPKM darurat, sebanyak 20 TKA China dikabarkan masuk ke Indonesia.

Hal ini kemudian menjadi pertanyaan publik tentang konsistensi kebijakan pemerintah soal kedatangan TKA atau WNA dari luar negeri ke Indonesia saat PPKM.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly membuat peraturan Permenkumham Nomor 27 Tahun 2021 tentang penutupan pintu bagi TKA masuk wilayah Indonesia selama PPKM.

Baca Juga: Lantik 26 Perwira Tinggi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo: Saat Ini Kita Sedang Menghadapi Situasi Sulit

Namun, aturan tersebut terdapat pengecualian untuk lima kelompok warga asing yang memiliki visa dinas dan diplomatik, pemegang izin tinggal dinas dan izin tinggal diplomatik.

Mempunyai tujuan kesehatan dan kemanusiaan dengan melampirkan rekomendasi kementerian atau lembaga terkait dan terakhir yaitu awak alat angkut.

Aturan tersebut baru saja disahkan Yasonna pada 21 Juli 2021 namun pada Sabtu, 7 Agustus 2021 dikabarkan 34 TKA asal China kembali masuk ke Indonesia.

Kedatangan 34 TKA China ini telah dikonfirmasi oleh Dirjen Imigrasi Kemenhumham. Disebutkan puluhan TKA asal China mempunyai ITAS dan lolos pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Menanggapi hal itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera ikut kritisi kedatangan TKA China tersebut.

Hal itu disampaikan Mardani melalui cuitan di akun Twitternya @MardaniAliSera, Selasa, 10 Agustus 2021.

Menurutnya, ITAS tak bisa dijadikan alasan utama masuknya TKA China ke Indonesia.

"Alasan ITAS absurd. Jika mereka punya ITAS, WNI lebih kuat punya KTP tapi tetap diminta stay at home," cuit Mardani Ali Sera dikutip Galamedia, Selasa, 10 Agustus 2021.

Baca Juga: Fadli Zon Lelah Kritisi TKA China Masuk Indonesia, Faisal Basri Janjikan Kado Istimewa pada 17 Agustus 2021

Lebih lanjut, Mardani juga mengatakan bahwa kebijakan itu bisa melukai keadilan publik.

"Ini kebijakan yang mencederai keadilan publik," sambungnya.

"Dan ini sudah kejadian yang berulang, ada apa dengan Pemerintah?," tandasnya.***

 
 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x