Angka Kematian Covid-19 Dinilai Penting, Eks Direktur WHO: Kalau Sudah Meninggal, Tidak Bisa Kembali Lagi

- 11 Agustus 2021, 19:56 WIB
Pemkot Bogor sedang mempersiapkan TPU khusus jenazah Covid-19  untuk non-muslim di Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor. Angka kematian Covid-19 dinilai sebagai hal yang penting.
Pemkot Bogor sedang mempersiapkan TPU khusus jenazah Covid-19 untuk non-muslim di Kelurahan Situ Gede, Bogor Barat, Kota Bogor. Angka kematian Covid-19 dinilai sebagai hal yang penting. /Prokompim Kota Bogor

Dia membandingkan pada waktu India sedang mengalami lonjakan kasus yang tinggi, jumlah kematian terbanyak sekitar 5 ribu jiwa per hari.

"Penduduk India empat kali Indonesia, jadi kalau jumlah kematian kemarin (10 Agustus 2021) adalah 2 ribu orang, maka kalau dikali empat angkanya, menjadi 8 ribu," ungkapnya, dilansir Antara.

Baca Juga: Messi: Impian Saya Memenangi Liga Champions Lagi, PSG Tempat Ideal untuk Melakukannya

Pada awal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Sabtu, 3 Juli 2021, kata Tjandra, jumlah yang meninggal dalam sehari berjumlah 491 jiwa.

"Jadi angka kematian pada 10 Agustus adalah empat kali angka hari pertama awal PPKM darurat," katanya.

Tjandra menambahkan indikator angka kematian per 100 ribu penduduk per pekan, merupakan salah satu variabel dalam penentuan PPKM level 4, 3, 2 dan 1 yang saat ini sedang dipakai.

"Ketentuan ini sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan," katanya.

Baca Juga: Intensif Tiga Bulan Terakhir Belum Diterima Nakes Covid-19, Yang Bertugas di Rusunawa dan Islamic Center

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemerintah menghapus angka kematian dalam indikator penanganan Covid-19.

Pasalnya, terjadi masalah dalam input data yang disebabkan akumulasi dari kasus kematian di beberapa pekan sebelumnya.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x