GALAMEDIA - Usai Taliban mengambil alih kekuasaan, Minggu, 15 Agustus 2021, China menyatakan kesiapannya untuk menjalin erat hubungan kerjasama dengan Afghanistan.
"Taliban sangat berharap untuk menjalin hubungan baik dengan China, dan mereka menanti partisipasi China dalam rekonstruksi dan pembangunan Afghanistan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, seperti dikutip AFP, Senin, 16 Agustus 2021.
Terkait hal itu, ia menyatakan, Beijing menyambut baik harapan tersebut.
"China menghargai hak rakyat Afghanistan untuk secara independen menentukan nasib mereka dan siap membangun kerja sama dengan Afghanistan," kata Hua.
Namun bukan berarti tanpa syarat. China menyerukan agar Taliban "memastikan transisi kepemimpinan yang baik" dan menepati janjinya untuk mendirikan "pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif" demi menjamin keamanan orang Afghanistan dan warga asing.
Baca Juga: 11 Prioritas Pembangunan Jabar Tahun 2022
Ia pun memastikan bahwa kedutaan besar mereka di Afghanistan akan tetap beroperasi. Ia menyampaikan kepastian ini setelah sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Kanada, menarik staf kedutaan besarnya setelah Taliban mendekati Kabul.
China dan Taliban memang kerap menunjukkan kedekatannya sejak beberapa waktu belakangan. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, bahkan bertemu dengan perwakilan Taliban pada akhir Juli lalu.
Dalam pertemuan itu, Wang meminta Taliban membantu melawan kelompok ekstremis Uighur di Xinjian, East Turkestan Islamic Movement (ETIM).