Kritik Mural Mendadak 'Mati' Ditangan Penguasa, RR: Maraknya Mural Adalah Sebagai Pengganti DPR yang Lumpuh

- 22 Agustus 2021, 15:29 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli menyindir DPR soal maraknya penghapusan mural oleh aparat.
Ekonom senior Rizal Ramli menyindir DPR soal maraknya penghapusan mural oleh aparat. /Twitter @RamliRizal/

GALAMEDIA - Beberapa waktu lalu publik dihebohkan dengan mural bertuliskan Jokowi: 404 Not Found.
Mural tersebut diketahui viral hingga menjadi perbincangan netizen di sosial media.

Mengetahui mural tersebut menjadi konsumsi publik, lantas pihak berwajib pun menghapus mural tersebut dengan cara mengecatnya kembali.

Menanggapi hal tersebut, ekonom senior, Rizal Ramli lantas buka suara mengenai maraknya penghapusan mural.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Isu Taliban-Afghanistan, Ahli: Waspada, Dia Masih Teroris Internasional!

Melalui akun Twitter pribadinya @RamliRizal, ekonom senior tersebut mengungkapkan bahwa dalam sebuah negara demokrasi, gagasan dan suara kegelisahan masyarakat seyogyanya dapat tersalurkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Dalam negara demokrasi, gagasan dan suara kegelisahan itu seharusnya disalurkan lewat DPR," tulis Rizal Ramli dilansir Galamedia dari akun Twitter @RizalRamli pada Minggu, 22 Agustus 2021.

Namun, sayang menurut Rizal Ramli gagasan dan suara kegelisahan masyarakat tersebut tidak dapat tersalurkan.

Hal tersebut dikarenakan DPR sudah bekerja sama dengan pemerintahan eksekutif dalam kesatuan pendukung oligarki yang tidak akan membela kepentingan masyarakat.

Baca Juga: Berkaca dari Taliban hingga Ungkap Rasa Syukur Punya Indonesia, FH: Rakyatnya Beragam Tapi Saling Sayang

"Tapi DPR nya sudah ‘bersatu-padu’ dengan eksekutif dalam ‘kesatuan pro-oligarki’, tidak akan membela rakyat," ungkapnya.

Lebih jauh, ekonom senior tersebut mengatakan bahwa maraknya mural adalah sebagai pengganti DPR yang lumpuh karena telah bersatu dengan oligarki.

"Maraknya mural adalah sebagai  pengganti DPR yg lumpuh," katanya.

Sebelumnya, marak penghapusan mural yang dilakukan oleh aparat beberapa waktu belakangan ini. Mulai dari penghapusan mural 'Tuhan Aku Lapar', 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit', 'Wabah Kelaparan', dan Mural 'Jokowi 404: Not Found'.

Banyaknya penghapusan mural tersebut dinilai oleh sejumlah pihak sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi di Indonesia.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x