GALAMEDIA – Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam menilai publik sudah tidak lagi simpati dan berempati terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Jokowi dinilai tidak peka dengan apa yang tengah di hadapi mereka.
Oleh sebab itu, tidak sedikit mural bermunculan dan menjadi sarana menuangkan ekspresi untuk menyampaikan kritik.
Baca Juga: Ngeri, Proyek Gagal Rp 2.095 Triliun Amerika di Afghanistan Mulai Terungkap
Menurut Saiful, mural semakin marak karena seolah ada upaya dari pihak tertentu untuk menghapus ekspresi publik itu.
Terlebih, diduga kuat pihak yang menghapus mural tengah mencari muka.
Padahal, sambungnya, semakin dihapus, maka publik akan terus membuat mural lain.
Baca Juga: TERBARU! Harga Emas Pegadaian 29 Agustus 2021: Antam Ukuran 0,5 Gram Kembali Dijual
“Padahal makin dihapus, maka semakin gerah rakyat yang membuatnya. Tentu semakin bertambah dan meluas karena memang saluran-saluran yang ada sudah tersumbat, sehingga mural yang dapat memberikan jalan bagi mereka untuk mengaktualisasi diri,” katanya kepada wartawan, Minggu, 29 Agustus 2021.